
Sumber: Bahana
Ruth Lidwina Rebecca Tumewu atau yang biasa disapa Becky ini mengaku memiliki waktu luang yang lebih banyak menikmati hari-harinya bersama suami dan kedua buah hatinya.
Becky berprinsip bahwa tiap anggota keluarga sadar atau tidak sadar memiliki peran yang besar dalam upaya saling membentuk pribadi. ia juga menyadari bahwa kedua anaknya—Tara Marie Dermawan dan Kayla Zefanya Dermawan—sangat mengharapkan kehadirannya di sisi mereka untuk mengikuti perkembangan diri mereka.
Ia ingin mengajarkan keutamaan-keutamaan hidup sebagai orang Kristen kepada anak-anaknya. Oleh karena itu dia berusaha sejak awal mengenalkan figur Yesus kepada anak-anaknya melalui kehidupan doa dan mengikuti misa di gereja secara teratur.
Ia mengaku tidak memiliki keinginan yang muluk-muluk dengan perkembangan anak-anaknya. Dia mendampingi mereka tanpa mengikutkan agenda pribadinya untuk kemudian muncul dalam diri anak-anaknya. “Saya membiarkan mereka tumbuh apa adanya tanpa rekayasa,” jelas MC yang disebut-sebut pernah menjadi MC terlaris ini.
Dalam menanamkan kejujuran misalnya, ia sedapat mungkin tidak menipu kedua anaknya. Becky lalu memberi contoh. Kalau Kayla berdiri di salah satu sudut rumah yang gelap, sekali-kali Becky tidak akan menyuruhnya meninggalkan tempat itu dengan alasan di tempat itu ada setan. “Saya hanya bilang, kamu jangan berdiri atau main di situ. Di situ gelap nanti kamu jatuh tersandung. Saya tidak menakut-nakuti, saya selalu ngomong apa adanya.”
Becky memberi contoh lain. Misalnya kalau anak-anaknya mencoba membuka jendela mobil ketika berada di perempatan jalan, Becky melarang. Secara rasional dia memberi penjelasan bahwa kalau jendela mobil dibuka akan ada penjahat yang mengambil atau merampas uang mereka.
Dari sini biasanya, lanjut mantan penyiar Radio Prambors ini, akan sangat banyak pertanyaan yang muncul dari mereka. Pertanyaan mereka sering bersifat menyelidik dan bagi orang dewasa merupakan pertanyaan yang remeh, namun memiliki dampak positif bagi anak. Dengan bertanya anak terlatih untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya sambil berpikir kreatif.
Becky rupanya sepaham dengan almarhum Romo Mangun bahwa anak yang pintar bukanlah anak yang pandai menjawab pertanyaan melainkan anak yang pandai membuat pertanyaan dengan baik. “Mungkin jawaban-jawaban kita hanya ditanggapinya dengan o..ya, o..ya, tapi mungkin nanti dia akan ingat, pasti ini yang dimaksud mamaku dulu,” ungkap alumnus Jurusan Ilmu Kependidikan, Universitas Atma Jaya, Jakarta ini dengan suaranya yang serak-serak.
Tentang berbagai predikat yang dilekatkan pada dirinya seperti “wanita paling heboh” atau “MC Terlaris” ia hanya mengatakan, Puji Tuhan. Namun ia melanjutkan bahwa lebih banyak orang lain yang jadual manggungnya jauh lebih padat atau lebih laris.
Becky tidak mau mudah tersanjung dengan predikat semacam itu. Dengan rendah hati, ia berujar bahwa dirinya bukanlah yang terlaris atau terheboh. Namun dia mengakui bahwa dia punya ciri khas sendiri. “Saya punya karakter sendiri. Saya punya kelas sendiri dan saya bersyukur saya punya posisi sendiri di hati masyarakat,” ucapnya penuh syukur
Tapi, bagaimana potensi besar itu dalam diri istri Irwan ini muncul? Seperti diakuinya, keberadaannya hari ini dimulai dari dunia tarik suara. Sewaktu masih di SMA dia bertemu dengan musisi James F. Sundah dan diperkenalkan dengan dunia tarik suara. Namun kemudian secara perlahan dia meninggalkan dunia ini lalu ikut main sinetron. Salah satu sinetron yang ia bintangi adalah Dunia Dara (RCTI).
Baginya bermain di sinetron sungguh merupakan pengalaman yang sangat baru. meskipun demikian ia jalani saja. Beberapa waktu terjun dalam dunia akting, kesempatan untuk menjadi penyiar radio datang. Dari sini ia semakin dikenal luas lalu secara perlahan namun pasti tawaran demi tawaran menjadi MC, presenter menghampirinya, termasuk kemudian ia menjadi pengasuh Selamat Datang Pagi pada 7 Juni 2000.
Nah, sampai pada pencapaiannya hari ini, termasuk kesabaran dan ketekunan dalam menapaki perjalanan karier dan hidupnya tidak pernah terlepas dari campur tangan Tuhan.
Bahkan saking tak terkatakan campur tangan Tuhan pada dirinya ia berkata, “Tuhan tidak hanya hadir dalam karier saya tapi juga dalam seluruh kehidupan saya. Buat saya, Tuhan itu adalah yang nomor satu.
Saya menempatkan Tuhan Yesus sebagai pelindung, pemimpin, dan pembimbing. Saya ingin selalu berjalan bersama Tuhan. Tuhan adalah helai-helai napas saya.”
Becky selalu memulai harinya dengan berdoa. Apa pun yang ia alami baik susah maupun senang selalu ia bawa dalam doa. Saking seringnya ia berdialog dengan Tuhan sampai-sampai ia merasa Tuhan tidak perlu diberi tempat khusus lagi dalam dirinya karena Dia telah mengisi seluruh hidupnya. “Tuhan mengisi seluruh hidup saya. Ibaratnya setiap helai napas saya selalu bersama-Nya.”
Karena alasan itu, ia susah menemukan dirinya dalam keadaan benar-benar terjepit atau kesusahan sehingga secara “istimewa” mengandalkan Tuhan. Bagi Becky, seluruh perjalanan hidupnya bersama Tuhan selalu istimewa.
Kedekatannya pada Tuhan membuat Becky selalu berpikir positif. Dengan cara pandang positif ini ia mengaku tidak pernah merasa putus asa jika menghadapi sebuah persoalan. Kalaupun sempat kecewa, tidak berkepanjangan.
No comments:
Post a Comment