أبنا,

أبنا,
الذي فن في سماء, يبجّل [ثي] اسم. [ثي] يأتي مملكة. سيتمّ [ثي] كنت, على أرض بما أنّ هو يكون في سماء.

أعطيتنا هذا يوم خبزنا يوميّة . وعن صفحنا انتهاكاتنا, بما أنّ نحن عن صفح أنّ الذي يتجاوز ضدّ نا.وقدتنا لا داخل إغراء,غير أنّ سلّمتنا من شر.
آمين.

Abba Anna

Abânâ allâthi fî-ssamawât

Li ataqaddas Ismuka,

Li a’ty Malakutuka,

Li takun mashiatuka

Kama fi-ssamâwy,

Kadhalika ‘ala-l’ard.

A’tina khubzena kafêfa yaumina

Wa ukhfer lana khatayânâ

Kamâ nahnu nakhfir li man akhta’ ilaynâ

Wa lâ tudkhilnâ fî-ttajârib,

Lâkin najinâ min-ashsherir.

Amin


Our Father,
Who art in heaven,
Hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come.
Thy Will be done, on earth as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread.
And forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
deliver us from evil.
Amen.

Bapa kami yang ada di Surga,
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami
.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.

[saya membaca doa ini dengan sepenuh hati, dan saya merasakan perubahan yang luar biasa dalam hidup saya. Cobalah, sekarang juga]

Yesus Mati Untuk Ku, Hidupku Berubah Saat Ku Terima Dia

Kesaksian Nick Vujicic

Nick Vujicic di Indonesia

Life Without Limbs

Bukalah Hatimu Sekarang

Mama, kesaksian Il Divo

Kesaksian Tentang Pasangan Hidup

Jesus Camp

Kesaksian Artis Ibukota: YESUS KEKUATANKU

Yesus On The Street

Kesaksian Samuel

Kesaksian Elizabeth: NERAKA

Remaja Tobat Indonesia

Mukzijat di Tentena (via Anak Perempuan Kecil)

How Lord Jesus solved devout muslim women's family problem

Muslims on West Bank (Palestine) SAW Jesus Christ

Jesus in China

Thursday, September 13, 2007

Al Karma TV http://www.alkarmatv.com/






mms://63.223.13.8/AlkarmaTV





New Programs and new Schedule
Friday Sep 14, 2007
البرنامج اليومى ليوم الجمعة 14 سبتمبر 2007
كاليفورنيا وغرب أمريكا
14-Sep-07
نيويورك وشرق أمريكا
توقيت القاهرة
PST
Fri الجمعة
EST
EGYPT
12:00 AM
journy in the book رحلة في الكتاب
3:00 AM
10:00 AM
12:30 AM
Where is the truth فين الحقيقة
3:30 AM
10:30 AM
1:00 AM
The Way الطريق
4:00 AM
11:00 AM
1:30 AM
Questions about Faith - إسئلة عن الإيمان - القمص زكريا بطرس
4:30 AM
11:30 AM
2:00 AM
Rivers of Live خدمة أنهار الحياة
5:00 AM
12:00 PM
2:30 AM
More than dreams - فيلم أيقظنى حلم
5:30 AM
12:30 PM
3:00 AM
More than dreams - فيلم أيقظنى حلم
6:00 AM
1:00 PM
3:30 AM
freedom in the truth الحق يحرر
6:30 AM
1:30 PM
4:00 AM
freedom in the truth الحق يحرر
7:00 AM
2:00 PM
4:30 AM
Arabic Family - Boston برنامج الأسرة العربية - بوسطن
7:30 AM
2:30 PM
5:00 AM
Arabic Family - Boston برنامج الأسرة العربية - بوسطن
8:00 AM
3:00 PM
5:30 AM
Flying house البيت الطائر - أطفال
8:30 AM
3:30 PM
6:00 AM
Fr Bishoy الحق يحرركم
9:00 AM
4:00 PM
6:30 AM
What is the truth ما هو الحق
9:30 AM
4:30 PM
7:00 AM
Hayat Afdal حياة أفضل
10:00 AM
5:00 PM
7:30 AM
LFAN نور لجميع الأمم
10:30 AM
5:30 PM
8:00 AM
journy in the book رحلة في الكتاب
11:00 AM
6:00 PM
8:30 AM
Where is the truth فين الحقيقة
11:30 AM
6:30 PM
9:00 AM
Verities - منوعات وترانيم
12:00 PM
7:00 PM
9:15 AM
Flying house البيت الطائر - أطفال
12:15 PM
7:15 PM
9:45 AM
The Way الطريق
12:45 PM
7:45 PM
10:15 AM
Questions about Faith - إسئلة عن الإيمان - القمص زكريا بطرس
1:15 PM
8:15 PM
10:45 AM
Verities - منوعات وترانيم
1:45 PM
8:45 PM
11:00 AM
More than dreams - فيلم أيقظنى حلم
2:00 PM
9:00 PM
11:30 AM
More than dreams - فيلم أيقظنى حلم
2:30 AM
9:30 AM
12:00 PM
Your Life in a story حياتك فى قصة
3:00 PM
10:00 PM
12:30 PM
Arabic Family - Boston برنامج الأسرة العربية - بوسطن
3:30 PM
10:30 PM
1:00 PM
Arabic Family - Boston برنامج الأسرة العربية - بوسطن
4:00 PM
11:00 PM
1:30 PM
Flying house البيت الطائر - أطفال
4:30 PM
11:30 PM
2:00 PM
Fr Bishoy الحق يحرركم
5:00 PM
12:00 AM
2:30 PM
Verities - منوعات وترانيم
5:30 PM
12:30 AM
2:45 PM
What is the truth ما هو الحق
5:45 PM
1:00 AM
3:15 PM
Hayat Afdal حياة أفضل
6:15 PM
1:15 AM
3:45 PM
LFAN نور لجميع الأمم
6:45 PM
1:45 AM
4:15 PM
journy in the book رحلة في الكتاب
7:15 PM
2:15 AM
4:45 PM
Where is the truth فين الحقيقة
7:45 PM
2:45 AM
5:15 PM
The Way الطريق
8:15 PM
3:15 AM
5:45 PM
Verities - منوعات وترانيم
8:45 PM
3:45 AM
6:00 PM
Great Doctor - الطبيب العظيم
9:00 PM
4:00 AM
6:30 PM
Great Doctor - الطبيب العظيم
9:30 PM
4:30 AM
7:00 PM
Great Doctor - الطبيب العظيم
10:00 PM
5:00 AM
7:30 PM
El Soud الصعود
10:30 PM
5:30 AM
8:00 PM
Verities - منوعات وترانيم
11:00 PM
6:00 AM
8:15 PM
Arabic Family - Boston برنامج الأسرة العربية - بوسطن
11:15 PM
6:15 AM
8:45 PM
Arabic Family - Boston برنامج الأسرة العربية - بوسطن
11:45 PM
6:45 AM
9:15 PM
Questions about Faith - إسئلة عن الإيمان - القمص زكريا بطرس
12:15 AM
7:15 AM
9:45 PM
Verities - منوعات وترانيم
12:45 AM
7:45 AM
10:00 PM
Fr Bishoy الحق يحرركم
1:00 AM
8:00 AM
10:30 PM
What is the truth ما هو الحق
1:30 AM
8:30 AM
11:00 PM
Hayat Afdal حياة أفضل
2:00 AM
9:00 AM
11:30 PM
LFAN نور لجميع الأمم
2:30 AM
9:30 AM
شاهد القناة الأن
Watch us now

Sunday, June 04, 2006

Subandi: Berdoa Sungguh-Sungguh Pada Tuhan Yesus



Sumber: email Subandi ke aldothalia@yahoo.com & dimuat dengan persetujuan tertulis dr YBS

Shallom,
Sebelum saya bersaksi atas kebaikan Tuhan kita YESUS KRISTUS, maka terlebihdulu saya memperkenalkan diri. Nama saya Subandi. Saya tinggal di BSD, sektor XIV dan beribadah di GBI - KIA, Serpong.

Sebelum saya benar-benar bertobat saya pernah melakukan perbuatan yang jahat di mata Tuhan, dimana dahulu saya pernah melakukan perzinahan. Perjudian meskipun kecil-kecilan (SDSB, PORKAS) tetapi di mata Tuhan tetap sama "DOSA" dan bahkan kami pernah melakukan aborsi (dengan alasan kami belum siap baik dari segi keuangan maupun kami belum siap sebagai orang tuayang baik), dan sayapun orang yang keras, gampang tersinggung dan pendendam.

Ketika TUHAN menjamah saya, mengubah diri saya dan memanggil serta memilih saya untuk melayani, maka saya pun mau melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Sejak saat itulah saya bersama istri saya begitu aktif dan militan dalam pelayanan dan kami selalu berkata dalam hati bahwa kami dapat melayani Tuhan adalah karena KASIH ANUGERAH sehingga kami selalu melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh dan mau menyenangkan hati-Nya.

Pada penghujung tahun 2003 kami rindu untuk dapat pergi ke Yerusalem, tetapi kendala keuangan menghadang kami. Kami berdoa dan berseru-seru kepada Tuhan setiap hari agar kami di undang oleh Tuhan untuk dapat pergi ke Kota Kudus-Nya yaitu Yerusalem (asumsi saya jika diundang, maka segala biaya akan ditanggung oleh Tuhan).

Hari lepas hari, bulan lepas bulan belum ada jawaban tetapi kami benar-benar percaya bahwa Tuhan tahu kerinduan kami dan dengar doa-doa kamidan pasti akan mengundang kami ke Yerusalem.

Akhirnya Tuhan menjawab doa kami, tepat sebelum berakhirnya jatuh tempo pelunasan DP untuk pengurusan dokumen ke Kantor Imigrasi, kami didatangi oleh sepasang suami istri yang kemudian memberikan 1 buah amplop kepada kami dan setelah kami buka ternyata berisi sejumlah uang dalam bentuk US Dollar. Sehingga pada tahun 2004 ini saya dapat pergi ke Yerusalem (kerinduan saya terobati dan doa-doa kami dikabulkan).

Oleh karena itu kita harus melakukan tindakan :BERDOALAH SELALU DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH DAN MENGIMANINYA BAHWA APA YANG KITA DOAKAN PASTI DAN SUDAH TUHAN JAWAB.

Bella Saphira: Saya Dekat Yesus

Sumber: giaelshaddai.org

Segudang prestasi disandang dara manis bernama lengkap Bella Saphira Veronika Simanjuntak ini. Jika sekarang Bella dikenal sebagai bintang iklan dan sinetron, ini tentu tidak terjadi begitu saja. Waktu SMA ia pernah menjadi cover girl, lalu nominasi peran utama wanita di Festival Sinetron Wanita Indonesia tahun 1996, finalis Voice of Asia, main sinetron "Rumah Beton", "Hangatnya Cinta", "Di Antara Dua Pilihan", "Dewi Fortuna" (masih diputar di teve), dan yang terakhir ia terpilih sebagai Bintang Lux.

Sebenarnya menjadi artis bukanlah cita-citanya. Waktu kecil ia pingin menjadi penari balet, lalu berubah ingin menjadi arsitek, tapi sekarang ia malah kuliah di Fakultas Ekonomi Trisakti, Jakarta. Dari namanya yang cukup panjang, orang akan tahu kalau Bella berasal dari Sumatera, tapi sebenarnya ia dilahirkan di Magelang 26 tahun yang lalu dari keluarga TNI, yaitu pasangan Ir. A. Simanjuntak, MBA dan E. Veronika.

Diakui bahwa orang tuanya sangat berpengaruh dalam kehidupan rohaninya. Sebagai anggota TNI, ayahnya sangat disiplin dan tak pernah memanjakan anak-anaknya secara berlebihan. Ayahnya selalu mengingatkan kalau Bella tidak ke gereja sehingga yang namanya berdoa dan ke gereja menjadi suatu kebutuhan dan tanpa disuruh pun pasti dilakukan karena kesadaran. Ayahnya adalah seorang Ketua Majelis di gereja HKBP, jadi tak heran apabila kedua orangtuanya begitu memperhatikan kehidupan rohani anak-anaknya. Di saat lagi syuting atau berada di luar kota pun Bella masih sering di telepon untuk jangan lupa berdoa dan ke gereja.

Sejak kecil Bella dibiasakan membaca Alkitab, dan itu diakuinya membuat hubungan dengan Yesus jadi akrab. Semakin hari makin mengenal Yesus, yang sudah dianggapnya sebagai teman, bapak, juga sahabat. "Pokoknya saya merasa sangat dekat dengan-Nya. Yah, sesuatu yang sangat sulit dijabarkan karena menyangkut sesuatu yang tidak bisa dilihat tapi bisa dirasakan," jelasnya.

Menurut Bella, memuliakan Tuhan itu luas maknanya dan tidak hanya dengan kata-kata. Karya nyata justru lebih penting, dan hal ini dibuktikannya dengan tak pernah absen memberikankan sumbangan pada gereja dan menjadi orang tua asuh anak SD yang sering ia kunjungi pula untuk melihat perkembangannya.

Perhatiannya yang besar kepada orang lain yang membutuhkan itu pula rupanya yang menjadikan Bella mengidolakan Ibu Teresa. "Saya mengidolakannya karena pilihan hidup dan pelayanannya sungguh luar biasa.
Bagi saya ia itu ‘malaikat’. Saya tahu di Kalkuta, India banyak orang miskin. Saya pernah baca, dia nolongin orang kusta yang badannya penuh borok, hi ..." kata Bella yang senang makan sea food, dan Italian food. Bicara soal pasangan hidup, Bella mendukung banget agar orang menikah dengan yang seiman. Bagaimana dengan Bella sendiri, kapan menikah? Sampai saat ini Bellla mengaku belum punya rencana menikah. "Gimana mau nikah, pasangan atau calon aja belum punya," Ah Bella, masak sih …

Tuesday, May 30, 2006

Polo:Sebagai hamba Tuhan kami coba menerima keadaan


Sumber: Nova
Belum sembuh duka Polo, pelawak Srimulat, setelah dijatuhi 1 tahun penjara atas kasus narkoba, kini pelawak bernama lengkap Barata Nugraha tersebut kembali harus menelan kenyataan pahit. Pernikahannya dengan Ana Katharina Widjaya Herman berakhir sudah. Selasa (22/3) 2006, PN Jakarta Timur mengabulkan gugatan cerai yang diajukan Rina. Ditemui di LP Cipinang, Polo terlihat amat kurus dengan brewok dan kumis lebat menutupi sebagian wajah. Duka mendalam tersirat diwajahnya karena hampir 8 bulan tak bersua sang putra, Junior Tegar Agung Nugroho alias Nonoy.

Apa kabar?

Hari ini, sih, lebih baik. Beberapa hari lalu, sempat kurang enak badan. Sudah dengar gugatan cerai Rina dikabulkan? Ya, saya dengar dari kuasa hukum saya, Pak Minola. Sedih sekali, sebab ini tidak pernah terlintas dalam benak saya. Sekitar tujuh tahun kami berumah tangga, saya sangat tahu sosok Rina. Rasanya tidak mungkin dia akan mengajukan gugatan cerai. Tapi, kalaupun saya mengabulkan gugatan cerai, bukan berarti tidak sayang dengan Rina. Justru karena saya sangat mencintai Rina. Sebaliknya, Rina pun, demikian. Sebagai hamba Tuhan kami coba menerima keadaan.

Maksudnya?

Ya, orang tua manapun, pasti tak ada yang rela melihat hidup putrinya menderita secara materi. Tentu dengan keadaan saya seperti ini (di penjara, Red.) praktis, tidak ada yang menghidupi Rina dan Nonoy.

Jadi, ketika orang tua Rina memintanya pulang ke Bandung, saya mencoba mengerti. Dan ketika tiba-tiba Rina mengajukan gugatan cerai, saya pun memaklumi keadaan yang harus terjadi saat ini. Namun, saya yakin cinta Rina pada saya tidak akan luntur. Sekalipun jarak antara saya, Rina dan Nonoy, saling berjauhan, namun hati kami tetap satu dan tidak mungkin dapat terpisahkan oleh manusia. Hanya kuasa Tuhanlah, yang dapat memisahkan kami.

Masih ada komunikasi dengan Rina dan Nonoy?

Saya sering minta tolong agar petugas meminjami saya telepon genggam, untuk mengirim SMS. Cuma dengan cara itu, saya dapat melepas rindu terhadap Rina dan Nonoy. Saya mengerti sulit untuk Rina membawa Nonoy bertemu saya. Sebab itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Apa, sih, yang biasanya diceritakan lewat SMS?

Minggu (20/3) kemarin, usia saya bertambah satu. Rina mengucapkan selamat lewat SMS. Isinya, kurang lebih, "Mas, Happy Birthday. Tuhan memberkati dan memberikan yang terbaik buat kami (Rina dan Nonoy)." Jadi, saat mendengar putusan cerai itu, saya merasa, "Oh, hadiah ulang tahun, nih."

Anda kecewa?

Tidak. Saya mengabulkan permohonan itu demi kebahagiaan Rina dan Nonoy.

Apa yang meyakinkan Anda?

Rina sempat kirim SMS ketika gugatan itu dikabulkan. Kira-kira isinya, "Semua yang terjadi adalah rencana-Nya. Aku percaya rencana indah ada di depan kelak. Tuhan akan memberi kemenangan. Tuhan bilang, 'Kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Jangan takut dan tawar hati, sebab Aku besertamu.' Mas, Tuhan berjalan di depanmu, beri kemenangan." Isinya cukup membuat lega dan bahagia. Makanya, saya harus lebih tegar dan kuat, demi Rina.

Rina tetap memberi Anda support, ya?

Syukurlah. Ini SMS lain dari Rina, "Aku mau Mas selalu dalam Tuhan, ya. Demi Tuhan aku mau hubungan kita tetap baik, saling mengingatkan dan saling mendukung, terutama buat Nonoy. Aku pengen Mas jaga kesehatan, aku selalu berdoa buat Mas. Perjalanan kita masih panjang. Masih banyak kesempatan yang bisa kamu dapat. Enggak ada kata terlambat. Percaya dengan iman. Tuhan enggak akan membiarkan kamu. Dia pasti angkat kamu dari masa lalu. Aku percaya pada waktunya Tuhan akan memulihkan semuanya. GBU too." Ini bukti bahwa Rina masih setia. Hanya keadaan yang membuat kami harus berpisah saat ini. Kalau Tuhan mengizinkan, kami pasti akan dipersatukan lagi.

Rina juga sering bercerita tentang Nonoy?

Ya. Rina cerita Nonoy ke gereja saat Paskah. Dan saat nonton acara Paskah di teve, Nonoy memberi komentar, "Iya Ma, aku aja yang disalib, Ma. Biar Tuhan Yesus enggak disalib." Rina cerita, "Dia tahu, lo, Mas. Waktu nonton film di Trans TV, dia bilang, 'Tuhan Yesus dicambuk buat menebus dosa kita ya, Ma.' Anak kita sekarang ngomongnya sudah pinter. Sekarang lagi main sama semut merah yang gede. Diajak ngomong segala. Makasih Tuhan anak kita pintar dan lucu. GBU."

Lalu, bagaimana dengan niat Anda naik banding?

Niat itu tetap ada. Tapi saya juga harus melihat realita. Saya memilih pasrah. Saya siap menjalani hidup ini apa adanya. Kesalahan untuk kedua kali ini, telah membuat istri saya menderita. Makanya, saya tak ingin menambah penderitaannya. Seandainya kelak Rina menikah kembali? Saya pasrah. Itu hak Rina. Namun, saya percaya Rina tak akan berpaling. Ia hanya ingin hidup lebih tenang dengan tidak terikat pernikahan dengan saya. Rina harus memprioritaskan kebahagiaan Junior, itu pesan dan permintaan saya. Moga-moga Rina tidak buru-buru menikah dulu.

Harapan Anda?

Saya ingin secepatnya bisa bebas dan kembali bekerja. Apapun jenis pekerjaannya akan saya lakukan, asalkan bisa membahagiakan Rina dan Junior. Saat ini, saya hanya bisa banyak berdoa untuk mereka. Tolong sampaikan salam sayang saya buat Rina, juga Junior, ya.

Monday, May 29, 2006

James Caviezel: Kamu ingin aku memerankan Yesus?


Interview with James Caviezel pemeran Yesus dalam film The Passion of The Christ:

Sebelum memainkan peran Yesus, pernahkah orang mengatakan bahwa kamu mirip Yesus?

Tidak pernah. Waktu aku lebih muda, seseorang mengatakan bahwa aku mirip Mel Gibson. Ketika aku mengatakannya kepada Mel, ia menjawab sambil tertawa, "Tidak, aku jauh lebih cakep."

Bagaimana kamu mendapatkan peran ini?

Dalam suatu pertemuan makan siang di Malibu, Mel bertanya, "Tahukah kamu bagaimana sesungguhnya Yesus wafat?" Aku mengerti maksudnya dan bertanya, "Kamu ingin aku memerankan Yesus?" Mel menatapku dan menjawab, "Ya." Aku merasa takut sekaligus gembira. Aku mengatakan ya kepada seseorang yang akan menjadikan kisah Injil hidup. Kemudian Mel mengatakan bahwa ia akan membuatnya dalam bahasa yang sudah mati: Aram, Ibrani kuno dan Latin.

Keesokan harinya Mel menelepon dan bertanya, "Apakah kamu sungguh mau berperan dalam film ini? Jika aku adalah kamu, aku tidak akan mau menerimanya." Sepertinya ia hendak mengujiku, sebab peran ini dapat berarti tamatnya karirku. Aku menjawab bahwa setiap kita harus memikul salib kita masing-masing - baiklah kita mengambil dan memikulnya, jika tidak, kita akan jatuh tertimpa olehnya. Mel mengatakan bahwa akan banyak yang menentang dan ia bertanya apakah aku siap. Aku mengatakan bahwa aku telah mempersiapkannya sepanjang hidupku. Dan memang demikian.

James Caviezel dilahirkan di Washington pada tahun 1968 sebagai seorang dari empat bersaudara dalam keluarga Katolik yang taat. Ia bercita-cita menjadi seorang pemain basket NBA. Tetapi, harapannya itu hancur ketika ia mengalami cedera kaki semasa kuliah. Aku hanya ingin menjadi seorang pemain bola basket profesional, tetapi aku merasa Tuhan merencanakan yang lain. Ayahku mengatakan, "Jika Tuhan memanggilmu untuk melakukan sesuatu, tidakkah kau pikir Ia memanggilmu untuk menjadi seorang imam?" dan aku pikir benar.

Tetapi kemudian, datang tawaran-tawaran untuk berperan, dan aku tahu, aku mulai menyadari bahwa Tuhan yang memberikannya kepadaku. Aku percaya bahwa Ia menghendaki aku memerankan Yesus. Ia mempersiapkanku untuk ini sejak lama, dengan memberiku peran-peran lain yang aku mainkan sebelumnya."Apakah Mel menceritakan mengapa ia ingin membuat film ini?Mel mengatakan bahwa ia mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya dan ia kembali kepada Injil sekitar 12 tahun yang lalu. Ia mulai melakukan meditasi sengsara dan wafat Yesus.

Dengan meditasi itu, Mel mengatakan bahwa luka-luka Kristus menyembuhkan luka-lukanya. Dan aku pikir hal itu tampak nyata dalam film.Persiapan Caviezel bukan hanya belajar bahasa Aram kuno, melainkan juga doa - sebelum, selama dan sesudah pembuatan film. Doa, doa, dan doa. Mel dan aku hanyalah pekerja-pekerja Tuhan dan hanya itulah yang terus-menerus kami minta. Karena itulah kami memusatkan diri setiap hari pada Perayaan Misa dan menerima Ekaristi Kudus. Tak sehari pun terlewatkan selama masa pembuatan film itu di mana aku tidak menerima Komuni.

Aku berusaha menjadi seorang Katolik yang terbaik. Aku kembali pada kebenaran: apa yang Tuhan kehendaki aku lakukan? Selalu kembali pada: apa yang Tuhan kehendaki?

Tantangan terberat apa yang harus kamu hadapi selama pembuatan film?

Dulunya aku pikir belajar bahasa-bahasa kuno akan menjadi tantangan terberat. Tetapi, ternyata penderitaan fisik jauh lebih berat.

Sejak dari awal, pembuatan film ini merupakan siksaan bagiku dalam segala bentuk. Aku diludahi dan dipukuli. Aku memanggul salibku selama berhari-hari, lagi dan lagi menyusuri jalan-jalan yang sama; tulang bahuku sempat terlepas karena beban salib yang berat. Aku tidur empat jam sehari. Pukul 2 pagi aku harus mulai di makeup; aku tak dapat duduk, karena makeup akan lengket di tubuhku. Delapan jam diperlukan untuk mengenakan makeup padaku dan kemudian dua jam diperlukan untuk melepaskan semua makeup itu plus aku harus duduk di bawah pancuran air selama setengah jam agar makeup benar-benar lepas.

Juga, karena makeup yang hebat, aku tidak dapat melihat dengan mata kananku, sehingga aku mengalami hyper-focus pada mata kiri. Dengan segala makeup yang menempel di tubuhku, kadang, aku merasa gatal-gatal seperti terbakar di sekujur tubuhku. Mel akan menghampiriku dan bercanda, "Jim, kamu adalah pizza terbesar di seluruh dunia." Pengambilan gambar dilakukan di Italia pada mudim dingin. Aku tergantung di atas salib, hanya dengan selembar kain penutup pinggang, di tengah udara yang dingin membeku. Aku memandang ke bawah melihat ratusan krew dengan jaket tebal dan syal serta sarung tangan, sementara aku sendiri tak dapat berbuat apa-apa karena tangan-tanganku terikat pada kayu salib.

Angin bertiup mengiris-iris tubuhku. Karena dingin yang menggigit, aku menderita hypothermia, yang rasanya seperti menjepitkan seluruh tubuhmu dalam balok es. Sungguh menderita. Aku sulit bernapas, tidak dapat mencerna makanan dengan baik, berat badanku turun drastis dan aku menderita sakit kepala berkepanjangan. Mesin pemanas memang ada, tetapi tidak mungkin didekatkan padaku karena segala makeup itu akan meleleh. Aku ingat suatu ketika, di atas salib, aku mengeluh kepada Tuhan, "Jadi, apakah Engkau tidak menginginkan film ini dibuat?"

Pada akhirnya, aku harus pergi ke tempat yang lebih dalam dari kepalaku, aku harus pergi ke dalam hatiku. Dan satu-satunya cara untuk sampai ke sana adalah dengan doa. Sungguh menyakitkan. Adegan yang cukup lama di mana Yesus didera dengan cambuk-cambuk besi sungguh mengerikan. Untuk adegan ini Mel telah mengatur supaya ditempatkan suatu papan di punggungku, kira-kira setengah inci tebalnya, agar para prajurit Romawi tidak mengenai punggungku. Tetapi, pukulan salah seorang dari mereka luput, menghantam tepat di punggungku dan merobek kulitku.

Aku tidak dapat berteriak, aku tidak dapat bernapas. Pukulan itu begitu menyakitkan hingga seluruh sistem tubuhku tergoncang. Aku jatuh tersungkur dan Mel mengatakan, "Jim, ayo bangun." Ia tidak tahu bahwa aku sungguh terkena. Cambukan itu meninggalkan luka sepanjang 14 inchi (± 36 cm) di punggungku yang kemudian menjadi contoh untuk 'membuat' luka-luka penderaan lainnya. Aku tidak terkena pukulan lagi sesudahnya, tetapi insiden itu menyadarkanku akan bagaimana kira-kira rasanya dicambuk.

Aku menganggap semua penderitaan itu layak untuk memainkan peran Yesus. Peran ini sungguh berarti bagiku. Dengan memerankannya, aku jauh lebih menghayati Jalan Salib. Jalan Salib adalah sengsara Kristus demi umat manusia, demi menebus dosa-dosa kita, demi membawa kita kembali kepada Allah; dan Kasih yang melakukan semuanya.

Menurut cerita, kamu disambar petir juga?

Oh, ya! Waktu itu kami sedang shooting Khotbah di Bukit. Semuanya amat tenang, hingga kemudian, tiba-tiba rasanya seperti seseorang menampar telingamu dengan kuat. Aku seperti melihat warna merah sekitar tujuh delapan detik. Orang mulai berteriak. Mereka mengatakan bahwa aku seperti terbakar api di bagian sebelah kiri kepalaku dan bercahaya di sekujur tubuhku. Apa yang dapat aku katakan adalah bahwa aku kelihatan seperti baru saja pergi ke salon Don King. Aku mendongak ke atas dan bertanya, "Apakah Engkau tidak menyukainya?"

Yang menakjubkan, tak seorang pun mengalami luka-luka akibat sambaran petir. Banyak peristiwa menakjubkan lainnya yang terjadi saat pengambilan gambar. Seorang imam melayani Sakramen Ekaristi setiap hari dan terjadi juga beberapa penyembuhan. Orang-orang disembuhkan. Tuhan ada di sana. Kalian dapat merasakannya.

Thursday, May 25, 2006

Mel Gibson: Mencoba mengingatkan kembali ingatan khalayak tentang pengorbanan penuh darah dari seorang Yesus



Sumber: Sinar Harapan
Angin malam berdesau di suatu tempat penuh pepohonan. Sesosok tubuh berdiri lunglai dan mengisak tangis. Tubuh itu lalu berlutut, menengadah, menatap langit. ”Tak akan ada manusia yang mampu menanggung beban ini. Jika mungkin, bisakah cawan ini berlalu dariku …” Namun, langit menjawab dengan pertanda menolak. Awan mendung berarak menutupi bulan purnama yang cahayanya sedang menerangi sosok itu. ”Namun, biarlah kehendakMu yang terjadi, bukan kehendakku,” sosok itu menjawab dengan lemah dan penuh gentar.

Sosok itu adalah Yesus yang sedang mengalami gejolak batin yang sangat dahsyat. Di saat yang bersamaan, sekumpulan pemuka Yahudi yang dikenal dengan kelompok Sanhendrin sedang bersekongkol dengan Yudas Iskariot, salah satu dari dua belas murid Yesus, untuk menangkap dan membunuh Yesus. Sekantong uang perak dilemparkan ke arah Yudas sebagai bayaran untuk menunjukkan di mana Yesus berada.

Kisah selanjutnya adalah jalan cerita yang sudah ada dan termaktub di kitab Injil. Episode ini adalah adegan pembuka dari film yang saat ini begitu menghebohkan, The Passion of the Christ. Tokoh Yesus Kristus diperankan oleh James Caviezel. Pemilihan Caviezel untuk memerankan tokoh Yesus menjadi sukses tersendiri bagi tim pemilih peran (casting).

Caviezel mengoleksi banyak peran sebagai orang yang menderita, baik karena dikhianati maupun ditakdirkan untuk dicerca. Dia menjadi orang yang dikhianati kawan sendiri dan dipenjara dalam film Count of Monte Cristo, jadi gelandangan dalam film Pay It Forward, atau seorang tentara yang penuh gejolak batin saat berperang dalam Thin Red Line.

Satu tokoh lagi yang sudah akrab dengan mata publik di sini adalah Monica Belluci yang memerankan Maria Magdalena, seorang pelacur yang bertobat. Film The Passion of the Christ mengisahkan 12 jam terakhir dalam hidup Yesus. Dalam 12 jam itu, proses penyaliban menjadi titik sentral.

Narasi film tentu tidak akan menjadi andalan. Mel Gibson sebagai produser dan sutradara sudah mencoba agar film ini juga menyuguhkan narasi yang menawan dan layak dimaknai ulang. Namun, apa mau dikata, kisah tentang penyaliban Yesus adalah kisah yang sudah berbentuk pakem.

Jika saja film itu mengutak-atik narasi yang sudah pakem itu, niscaya kontroversi yang terjadi akan jauh lebih dahsyat daripada sekadar protes para tokoh Yahudi. Film ini memang dianggap menyulut rasa anti-Yahudi.
Mel Gibson hanya menyisipkan tokoh Setan yang diperankan oleh Rosalinda Celentano sebagai ”penggedor dan penggoda” ego seorang Yesus. Namun, ini tidak mampu membuat penonton menginterpretasikan dalam sudut yang berbeda narasi tentang penyaliban Yesus.

Yang terjadi, pemunculan Setan ini malah seperti mengamini kontroversi bahwa film ini anti-Yahudi. Tokoh ini muncul dengan seringai yang menyeramkan dan tatapan tajam di tengah kerumunan para pemuka Yahudi, ketika mereka menghakimi Yesus.

Adegan itu tidak terjadi sekali, tetapi hampir setiap kali sekumpulan Yahudi memperolokkan Yesus, Setan pun muncul di kerumunan, tanpa disadari oleh sekitarnya. Seolah sekerumunan Yahudi itu merepresentasikan hasrat Setan.
Kontroversi tentang anti-Yahudi ini memang dengan mudah terpatahkan. Vatikan menganggap film ini hanya berusaha menggambarkan realitas, bukan menghasut untuk membenci golongan tertentu.

Lagi pula, ada hal yang sebenarnya tak perlu disikapi secara keras, antara lain karena pemahaman umum yang ada di benak pengikut Yesus adalah ”Yesus mati dan disalibkan karena menanggung dosa-dosa manusia”. Jadi, bukan karena kaum Sahendrin berteriak-teriak,” Salibkan Dia, salibkan Dia”.
Detail AdeganJadi, menurut hemat penulis, usaha untuk lebih mengembangkan narasi dalam film ini gagal. Yang membuat film ini begitu kuat dan akan lama dikenang adalah detail dari adegan demi adegan.

Pemilihan bahasa Aram dan bahasa Latin untuk digunakan dalam dialog tentu sesuatu yang patut dipuji. Bahasa Aram adalah bahasa yang digunakan pada zaman Yesus. Yesus pun dipercaya bercakap-cakap dalam bahasa Aram. Saat ini bahasa Aram memang masih dipakai, namun sudah termasuk klasifikasi hampir punah. Bahasa ini masih dipakai secara terbatas di Israel.

Mel Gibson sempat melontarkan ide untuk tidak memberikan teks dalam bahasa Inggris. Gibson menginginkan adegan demi adegan ”berbicara” dengan caranya tersendiri pada penonton. Namun, akhirnya teks dalam film itu tetap dimunculkan.

Adegan-adegan puncak film ini tentulah terjadi saat Yesus disiksa dan disalib. Proses penyiksaan ke penyaliban menjadi begitu panjang dan gambar yang tersajikan begitu ”berdarah-darah”. Adegan penyiksaan memang menjadi porsi terbesar.

Penyiksaan dalam film ini dibuat berdasarkan ”aturan” penyiksaan ala tahanan-tahanan Kekaisaran Roma. Buluh-buluh digunakan untuk memecut, cambuk-cambuk berujung duri diayunkan sekencang-kencangnya.

Semua itu memang tidak tertera dengan detail dalam kitab Injil, namun ”tata cara” penyiksaan tentara Roma pada zaman itu terdokumentasi dengan baik dalam literatur-literatur.

Mel Gibson sendiri mendasarkan episode penyiksaan terhadap Yesus pada ”On the Physical Death of Jesus Christ”. Literatur yang sangat terkenal ini keluaran The Journal of the American Medical Association pada 1986. Literatur itu berisi investigasi detail penderitaan yang diterima Yesus saat itu. Adegan penyiksaan itu menurut Gibson juga sudah banyak yang dipotong. Namun, tetap saja rasa ngeri dan pedih saat menonton muncul.

Dalam wawancara televisi, Gibson berujar,” Aku ingin film ini mengguncang, ekstrem, dan menembus batas.” Gibson mencoba mengingatkan kembali ingatan khalayak tentang pengorbanan penuh darah dari seorang Yesus. Tujuan adegan ”berdarah-darah” ini jelas untuk mengguncang atau menggugah kembali kesadaran religius. Adegan-adegan itu tidak dibuat untuk mengeksploitasi dan memamerkan teknik-teknik kekerasan. (SH/job palar)

Wednesday, May 24, 2006

Glenn Fredly: Tuhan Yesus itu jadi temen curhat dan temen ngobrol gue


Sumber: http://www.gfresh-online.com/
Dia adalah Glenn Fredly Deviano Latuihamallo, anak pertama dari pasangan Hengky Latuihamallo dan Linda Siahaya, yang punya nama beken Glenn Fredly. Setelah memesan kopi susu di warteg tempat kami mengobrol, team GF! langsung melontarkan beberapa pertanyaan seputar perjalanan karier dan kehidupan pribadi pemuda kelahiran, Jakarta, 30 September 1975. Dan dengan antusias nyong Ambon ini menjawab dengan seksama setiap pertanyaan yang kami lontarkan, mau tau liputannya ikuti terus wawancara dengan cowok yang selalu berpenampilan sederhana ini.

Ceritain dong awal perjalanan karier kamu?

Puji Tuhan perjalanan karier gue adalah sebuah proses step by step dan itu nggak gampang. Gue percaya semua itu karena Tuhan Yesus sangat sayang ama gue. Kira-kira tahun 1984/1985, waktu itu gue masih kelas 5 SD, gue berhasil menyabet juara pertama di satu festival sekolah.

Waktu itu sebenarnya gue tuh pengen ikut lomba melukis dan gue sendiri udah ambil formulir pendaftarannya, tapi nggak tau kenapa tiba-tiba, karena untuk lomba nyanyi nggak ada yang ikut, dipilihlah gue sebagai relawannya dan alasannya ya itu tadi karena gue orang Ambon satu-satunya di sekolah itu (yang lain mayoritas tionghoa). Sempet nangis juga sih, karena gue pengennya ikut lomba melukis kok dipaksa ikutan lomba nyanyi.

Berarti bisa dibilang dari sini dong jalan kamu menuju Glenn yang sekarang?

Yup. Opa gue yang melihat celah itu, bahwa gue punya kemampuan itu walaupun gue sendiri belum tau apakah gue bisa nyanyi atau enggak. Singkat cerita Glenn kecil diajar langsung oleh sang Opa yang bisa melihat jauh ke depan. Dengan disiplin yang tinggi, karena terbiasa dengan didikan Belanda, Opa mulai ngajarin gue nyanyi, baca not, tangga nada berikut tinggi rendahnya dan lain sebagainya.

Dan ternyata daya tangkap gue cukup bagus dan suara gue juga cukup oke dan bisa nyanyi dengan baik nggak fals. Setelah itu akhirnya gue berangkat mengikuti festival itu, babak demi babak gue lewati, dari mulai babak penyisihan, semifinal, dan babak final maju terus dan berhasil menjadi juara pertama dalam ajang festival nyanyi anak itu. Sebagai catatan waktu dari semua lomba tidak satupun lomba yang bisa dimenangin oleh sekolah gue, kecuali lomba nyanyi dan Glenn orangnya. Hehe.

Gimana sih model pelatihan yang opa kamu terapin?

Waduh, disiplin banget jek, karena pada dasarnya bukan hanya menyanyi yang dia ajarkan ke gue, tapi pelajaran matematika pun gue belajar dari dia, jadi nggak perlu guru les, jadi dengan dasar itulah disiplin belajar mulai di terapin ke gue. Pada saat itu Opa benar-benar pegang semua jadwal kegiatan gue selama sehari.

Cara dia ngajar sangat berbeda dengan guru-guru musik lain. Nggak boleh salah ketika sedang latihan nyanyi. Salah sedikit, misalnya salah ketukan atau salah baca not, gue bisa dimarahin kayak orang dewasa. Terkadang rotan juga melayang ke bokong gue cuma karena salah baca not dan itu setiap hari gue jalanin selama 5 sampai 6 tahun dari kelas 4 SD sampai kelas 2 SMP. Bayangin sehari bisa satu atau dua jam latihan yang sempet bikin gue stress dan nangis-nangis karenanya.

Kamu ngerasa kehilangan masa kecil kamu nggak sih?

Nggak juga. Opa gue tau banget kapan jadwal gue harus main dan kapan jadwal gue harus belajar . Jadi seperti yang gue bilang tadi bahwa semua jadwal kegiatan gue dalam sehari itu sudah diatur sama Opa, ya istilahnya Opa itu jadi manajer gue, mungkin untuk latihan gue ketika gue sukses nantinya. Kayak sekarang semua jadwal kegiatan gue sudah diatur sama manajer gue, gue harus manggung dimana, gue harus ketemu siapa atau apa sajalah kegiatan gue sudah diatur sedemikian rupa.

Pernah ngerasa jenuh dengan didikan Opa kamu ?

So pasti dong, kayaknya gue ngerasa sebel banget dengan Opa, gue benci banget dengan suasana kayak gini dan gue ngerasa itu adalah saat-saat yang luar biasa banget bagi hidup gue.

Yang membuat kamu kuat ?

Gue ngerasa paling deket sama beliau, gue sendiri juga nggak ngerti bisa seperti itu, sekalipun beliau sering marah sewaktu ngajar, tapi tetep ada hubungan batin yang begitu kuat, misalnya saja pas nyokap bokap lagi marah, sering kali gue lari ke Opa, mungkin ceritanya sangat panjang kalau gue mau ceritain, mungkin di lain seri kita bahas masalah ini, hehe.

Buat gue Opa adalah superhero, beliaulah orang yang paling berjasa dalam hidup gue. Beliau punya sesuatu yang luar biasa buat gue, bahkan masa depan gue.

Pernah nggak Opa kamu bilang, “Opa punya mimpi kamu bakal jadi penyanyi yang sukses”?

Pernah banget, sewaktu gue masuk masa transisi antara SD-SMP. Waktu itu Opa gue bilang bahwa gue udah gede dan udah susah untuk diatur-atur dan tingkat kenakalan gue sudah sangat parah. Karena beliau sudah nggak bisa ngelarang, maka sepertinya Opa udah nyerah dan ngelihat ada sebuah perubahan dalam diri gue, dari yang suka nyanyi beralih ke basket dan luar biasanya gue bener-bener ninggalin nyanyi dan gila banget dengan yang namanya basket.

Tapi dalam kondisi seperti itu Opa sempet bilang sama gue, “talenta menyanyi yang kamu miliki, itu lebih berharga daripada kamu harus memulai lagi sesuatu yang baru, karena menyanyi itu membuat kamu bisa dapetin apa yang kamu mau dan kamu bisa hidup dari situ”. Opa gue adalah tipe orang yang berpikiran jauh ke depan dan punya dedikasi yang besar buat dunianya ini dan orangnya adalah seorang yang sangat tekun dalam menjalani profesinya dan sabar dalam menggapai sesuatu yang dia inginkan. Dan semua itu beliau investasikan ke dalam diri gue.

Kado spesial apa yang pernah diberikan opa buat kamu?Sebuah alat musik pianika. Sebenarnya beliau pengen banget beliin gue sebuah piano, tapi karena nggak mampu, ya udah akhirnya pianika pun jadi. Dan akhirnya Opa gue juga yang ngajarin gue main pianika, karena orangtua gue nggak mampu biayain gue les piano.

Seberapa badung sih kamu waktu remaja?

Wah, kalau ditanya seberapa nakal, gue nakal banget waktu itu, suka tawuran. Sejak kelas satu SMP aku pernah nyobain jadi bandar obat. Sebenarnya gue nggak mau nyalahin lingkungan gue. Gue bukan tinggal di sebuah real estate tapi di sebuah kampung yang taraf ekonominya menengah ke bawah. Disitu ada tukang bajaj, supir angkot, tukang sayur dan macem-macemlah dengan permasalahan hidup yang sangat pelik. Masuk SMA tingkat kenakalan gue tambah “menggila". Berantem, tawuran adalah hal yang biasa buat gue, bahkan sempet juga gue ketangkep polisi gara-gara tawuran antar sekolah.

Perasaan kamu saat itu?

Ya gue ngerasa everything is over, yang ada dalam otak gue cuma satu make money, make money and make money. Tapi Opa gue selalu ngingetin gue supaya gue nyanyi lagi. Tapi dasar bandel, nasihat itu sepertinya masuk kuping kiri keluar kuping kanan alias gue cuekin aja dan gue nggak pernah ngerasa bersalah sama sekali. Sampai satu kali pas hari ulang tahun tante gue, kok kayaknya gue tuh ngerasa deket banget ama Opa gue, gue inget banget waktu itu mau terima raport.

Malam itu gue sempet ngobrol sama Opa, beliau nanya “ Glenn kamu mau jadi apa, kamu harus sekolah yang bener, SMA harus lulus.” Gue juga sempet kaget, karena sebelumnya gue nggak pernah ngalamin momen yang seperti itu. Beliau juga sempet bilang, “talenta yang ada dalam diri kamu itu nggak akan pernah hilang, sekali diberi talenta sama Tuhan, maka talenta itu akan tetap ada dalam diri kamu, dan satu saat nanti kamu akan menyadarinya, jangan sampai kamu terlambat dan menyesal, kamu nyanyi lagi dong, kamu masih bisa kok”.

Lalu tindakanmu apa?

Pas kebetulan waktu itu akan ada pertandingan Bahana Suara Pelajar dan Opa nyaranin supaya gue ikut ngedaftar, tapi karena hati gue masih keras, banyak alasan yang gue lontarkan untuk menolaknya. Malam itu ada sebuah pengalaman yang nggak akan pernah gue lupain, Opa nanya, “kamu yakin nggak mau pulang ke rumah Opa, kamu deh yang bawa mobil.” Gue tetep ngotot juga ngak mau nginep dan sempet bingung juga sih, kenapa tiba-tiba Opa baik banget ama gue, karena selama ini gue nggak pernah dikasih kepercayaan bawa mobil dan belum punya SIM pula.

Dan akhirnya gue antar Opa pulang. Dan nggak nyangka itu adalah pertemuan gue dengan Opa untuk yang terakhir kalinya. Gue pulang nyampe rumah jam 10 malam langsung tidur. Kira-kira jam 4 subuh gue masih tidur, nyokap gue dateng ke rumah tante gue sambil nangis-nangis, kasih kabar kalau Opa meninggal karena serangan jantung. Saat itu perasaan gue hancur luluh berantakan, kayak disambar petir di siang bolong, shock berat, nggak bisa mikir, nggak tau harus berbuat apa. Gue baru sadar bahwa malam sebelum Opa meninggal Opa sebenarnya sedang membuka ruang untuk deket lagi sama gue, karena selama ini kan sepertinya ada jarak antara gue sama beliau.

Sampai sebelum upacara pemakaman gue nggak mau ngeliat wajahnya. Gue pergi ke rumah temen gue. Tapi waktu jenazah Opa mau diberangkatin dari rumah ke pemakaman, gue akhirnya pulang juga dan waktu itulah gue nyanyi sebuah lagu buat melepas kepergian Opa. Itulah pertama kalinya gue nyanyi lagi. Dan itu adalah momen paling emosional yang pernah gue alamin sepanjang hidup gue.

Trus apa keputusan kamu pada waktu itu?

Pulang dari pemakaman Opa, gue seperti orang limbung karena gue ngerasa orang yang selama ini jadi mentor gue udah pergi, itu yang bikin gue agak kacau. Tapi gue mulai berpikir dan ngerenungin apa yang Opa gue pernah omongin ke gue, dari situ hubungan gue ama bokap nyokap juga dipulihkan. Dan bokap mulai ambil peran Opa, singkat cerita gue ambil keputusan untuk nyanyi lagi pada saat itu.

Kontes apa yang pertama kali kamu ikuti, seiring dengan kembalinya kamu ?

Kebetulan kantor dimana bokap kerja itu ulang tahun dan ngadain lomba nyanyi. Gue didaftarin untuk ikut lomba itu dan gue dapet juara satu. Dari situlah semangat gue semakin terpacu dan kuat untuk melangkah ke level yang lebih tinggi. Gue ikutan lomba Cipta Pesona Bintang, kira-kira kelas 3 SMA tahun 1994 dan dapet juara satu juga, sampai akhirnya gue ketemu Funk Section dan gabung sama mereka sebagai vokalisnya.

Tiap pulang sekolah gue latihan sama mereka, malemnya main di Jamz Cafe, itulah pertama kalinya gue nyanyi dibayar. Dari situlah gue mulai berkembang, sampai bikin album bareng mereka, kemudian tour promo album, setelah itu dari uang hasil tabungan sebenarnya gue pengen berangkat ke Amerika buat sekolah musik di sana, karena Funk Section untuk sementara vakum dulu.

Sampai satu kali gue disuruh nyanyi di acara 50 tahun Indonesia, bawain lagu-lagunya Mas Guruh Soekarno Putra. Kebetulan musiknya yang ngegarap Mas Aminoto Kosin, ketemulah gue ama dia, singkat cerita gue diajak rekaman album solo dan demo album itu dia serahin ke Sony Music Indonesia yang pada saat itu baru saja buka di Indonesia. Jadilah gue diterima dan jadi penyanyi solo pria pertama yang dikontrak sama Sony Music Indonesia.

Album ketiga ini bercerita tentang apa sih?

“Dia buka jalan, saat tiada jalan, dengan kasih dan kuasaNya Dia buka jalan bagiku,” begini ceritanya tentang album ketiga gue yang gue kasih judul “Selamat Pagi Dunia”. Di tengah-tengah kelesuan dan semangat kerja gue yang sudah mulai lemah, temen-temen komunitas gue ini mulai bangkitin gue, dan terus mendorong gue untuk bikin album lagi.

Sebenarnya gue masih males, tapi karena terus dimotivasi sama temen-temen, singkat cerita akhirnya gue mulai nulis lagu dan ngumpulin materi buat album ini. Album ini sebenarnya bercerita tentang kehidupan Glenn atau diary gue secara pribadi yang sesungguhnya. Artinya album ini gue jadiin tempat curhat gue.

Semua lagu yang gue tulis dalam album ini menggambarkan tentang apa yang sedang gue alami, apa yang gue rasakan, apa yang sedang terjadi. Dan gue mau bangkit, memulai hidup yang baru dan setelah rilis album ini gue udah memulai chapter hidup gue yang baru. Jadi album ini bercerita tentang kejadian-kejadian hidup gue sebelum album ini dirilis. Dan gue juga nggak nyangka kalau ekspektasi industrinya begitu luar biasa.

Kebanyakan lagu yang kamu tulis bermuatan nilai-nilai kekristenan. Apakah setiap lagu itu ada misinya?

Sebenarnya karakter dari lagu-lagu yang gue tulis memang banyak yang berbicara tentang cinta kasih kepada Tuhan dan sesama. Kemudian bagaimana kita menghargai orang lain dengan kapasitas cinta kita yang kita miliki. Gue juga menegaskan bahwa kita nggak bisa hidup seorang diri. Kita juga butuh orang lain, artinya kita harus bicara atau mengkomunikasikan kalau ada sesuatu kita harus bicarakan dari hati ke hati misalnya. Itu salah satu poin positif yang pengen gue bagiin buat siapa aja yang dengerin lagu ini. Kalau ada masalah harus kita omongin, jangan sampai kita kepahitan atau kecewa. Dan di album gue yang berikutnya gue akan banyak bicara tentang bagaimana kita mem-bangun spirit buat orang lain untuk melihat sesuatu lebih maju dan tidak sempit tapi secara luas.

Inspirasi kamu darimana?

Banyak orang bilang, kenapa sih Glenn selalu menulis lagu dengan tema yang sedih, putus asa dan lain sebagainya. Menurut gue itulah ungkapan hati gue yang paling jujur dan gue pikir semua orang pasti pernah mengalaminya. Buat gue itu adalah sesuatu yang wajar. Belajar untuk menerima keadaan nggak semua orang bisa, rasanya memang sulit sekali. Dan gue merasa yang gue buat selama ini sangat tepat waktunya. Karena di saat seperti inilah gue bisa mengekspresikan semua isi hati dan dapat lebih menghargai waktu serta kesempatan terbaik yang sudah Tuhan beri.

Ceritain dong hubungan kamu sama Tuhan selama ini?

Gue ngerasa Tuhan itu bukan hanya sebagai Bapa, tapi seorang Pribadi yang akan senantiasa ada dalam diri kita. Kapanpun dan dimanapun kita mau bicara sama Dia, Dia nggak pernah jauh dari gue dan nggak pernah membuat jarak dengan gue. Dia sangat dekat sekali dengan gue dan gue nganggep Tuhan itu jadi temen curhat dan temen ngobrol gue. Dia selalu ada dalam diri gue dan gue ada di dalam Dia. Gue bisa mencipta lagu dan bahkan semua hasil karya gue, itu adalah hasil dari hubungan gue sama Tuhan.

Sekalipun masalah tetap ada, bersama Tuhan ada jaminan kalau gue bisa menuntaskan masalah itu. Gue adalah orang yang sama dengan orang lain nggak ada bedanya. Mungkin kalau kita orang percaya sudah mengenal kebenaran, sedangkan mereka yang belum percaya belum mengenal kebenaran. Jadi tugas kita sebagai orang percaya adalah memberitakan kebenaran itu kepada mereka.

Boleh tau siapa sih yang nge-back up kerohanian kamu?

Orang yang nge-back up kerohanian gue, pertama adalah om gue. Sori gue nggak bisa sebutin namanya, dia seorang pendeta yang sangat konsen mementoring kehidupan rohani gue selama ini. Kedua orang-orang yang berada di sekeliling gue atau komunitas gue. Dalam komunitas ini kita saling menopang, saling menguatkan seperti yang udah gue bilang tadi. Dan gue ngerasa orang-orang yang berada di belakang gue itu sangat menentukan, karena kita berhadapan dengan sesuatu yang tidak mudah dan secara spirit pun sangat berbeda. Makanya sudah menjadi tugas kita untuk menjadi terang di tempat itu.

Hal yang selalu kamu lakukan sebelum tampil di atas panggung ?

Yang pasti karena tim musik yang gue bangun anak Tuhan semua, kita selalu berdoa dan meminta urapan baru sebelum manggung. Karena gue ngerasa nggak mampu tampil maksimal dan berbuat lebih banyak tanpa pertolongan Tuhan. Terbukti dalam sebuah acara Soundrenalin 2004 kemarin kebetulan gue satu panggung dengan Iwan Fals dan pada saat itu hujan turun deras sekali, sebelum naik panggung kita doa bareng dan tenyata waktu kita naik panggung hujan berhenti dan kita bisa main dengan luar biasa.

Gue percaya itu perbuatan Tuhan, sekalipun orang bilang itu karena ada pawang hujan dan lain sebagainya, tapi gue percaya itu kuasa Tuhan, gue yakin itu Spirit-nya Tuhan. Dan pada saat itu juga atmosfir di tempat itu berubah, menjadi atmosfir cinta kasih, sukacita, damai sejahtera, dan setiap kali gue main Spirit itu ada.

Benny Hinn: Bukan saya yang menyembuhkan, melainkan Tuhan Yesus



Sumber: Gatra
BENNY Hinn ibarat magnet. Kehadirannya menyedot ribuan orang Kristen. Selain memberi khotbah yang menyentuh, Benny juga menawarkan pesona penyembuhan lewat perantaraan dirinya. Setidaknya, itulah yang dipertontonkan Benny Hinn di Arena Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran, Kamis 23 Maret lalu.

Acara bertajuk ''Doa bagi Pemulihan Bangsa'' itu dihadiri tidak kurang dari 20.000 orang. Padahal, mereka harus rela merogok kocek tidak kurang dari Rp 1 juta untuk membeli tanda masuk. "Selama ini cuma bisa melihat lewat televisi dan rekaman video. Senang rasanya bisa melihat kesaksiannya langsung," kata Aline, yang mengaku tinggal di Tangerang.

Peserta seminar tak hanya datang dari kota-kota sekitar Jakarta. Melainkan juga ada yang datang dari jauh, yakni Bandung, Semarang, Surabaya, dan Medan. Sayang, sampai sesi terakhir, pukul 19.30 WIB, Benny Hinn tidak bisa hadir.

Namun peserta seminar yang masih setia memadati Hall A, B, dan C Arena PRJ Kemayoran tak terlalu kecewa. Adik Benny, Henry Hinn, yang mengikuti jejak kakaknya sebagai pelayan Tuhan, ternyata mampu menggantikan posisi sang abang. Henry tampil sebagai pembicara pengganti yang tidak kalah memukau. Seminar sehari itu kemudian diikuti dengan kebaktian kebangunan rohani (KKR) selama tiga hari berturut-turut di Lapangan Pantai Karnaval Ancol pada sore harinya.

Yang mengejutkan, sebelum kebaktian dilangsungkan, Jumat sore pukul 16.30 WIB, Benny menyempatkan diri menyambangi Gedung DPR-RI. Menumpang Toyota Land Cruiser kelir hitam, ia datang dengan kawalan superketat empat bodyguard-nya. Benny disambut Deff Laksono, putra Ketua DPR Agung Laksono. Mereka langsung menuju ruang kerja Agung di lantai III.

Selain Agung dan keluarga, ikut pula menunggu di situ pengusaha kawakan Ciputra. Anggota DPD Ginandjar Kartasasmita dan sejumlah anggota Partai Damai Sejahtera ikut serta. Benny langsung masuk ke ruangan Agung. Ketika pertemuan dilangsungkan di seberang ruang kerja Agung, wartawan baru boleh meliput.

Ternyata Benny juga memanfaatkan pertemuan itu untuk membuat semacam video perjalanan. Agung diminta memberi komentar dan direkam oleh juru kamera dari Benny Production. Sebelum meninggalkan Gedung DPR untuk memimpin KKR di Pantai Carnaval Ancol, Benny terlebih dulu memimpin doa bersama untuk Indonesia.

Agung Laksono yang dimintai komentar usai pertemuan itu menyatakan mendukung kegiatan Benny. "Saya ingin menunjukkan, kita menerima kemajemukan," katanya. "Saya mendukung niat beliau di sini," ia menambahkan. Ia berharap, tidak ada yang mengait-ngaitkan kedatangan Benny dengan isu-isu seperti Kristenisasi.

Malamnya, Pantai Karnaval Ancol sudah dipadati ratusan ribu orang yang mendambakan khotbah dan penyembuhan lewat perantaraan dia. Bahkan ada yang datang sejak pukul delapan pagi. Di Pantai Karnaval, panitia menyediakan hampir selusin layar ukuran 8 x 8 meter di beberapa sudut lapangan.Pemandangan menarik ada di depan dan sisi kanan panggung.

Hampir 100 orang sakit menyatu di situ. Kebanyakan duduk di kursi roda dan terbaring di tempat tidur dorong. Penyakit mereka beragam, ada yang tuli, bisu, kanker, tumor, lumpuh, dan stroke. Mereka didampingi keluarga dan puluhan konselor yang membantu doa bagi yang sakit.

Para pengucap doa itu berasal dari berbagai gereja di Jakarta. Dengan penuh semangat mereka memanjatkan doa meminta kesembuhan. Kalimat seperti "Yesus telah menyembuhkan kita", "Imanmu yang menyembuhkan" ,"Pasrahlah pada Yesus", sering mereka ucapkan. Ajaib. Ada beberapa orang yang lumpuh tiba-tiba berdiri dan berjalan.Sejumlah pendeta, kolega Benny asal Amerika, ikut pula mendampingi, mendoakan dan memastikan kesembuhan mereka. Mereka yang sembuh benar diajak memberi kesaksian di atas panggung. Benny berulang kali mengatakan, "Bukan saya yang menyembukan, melainkan Tuhan."

Nora Haryati, 36 tahun, adalah salah satu dari mereka yang bersaksi di atas panggung. Perempuan ini lima tahun lalu divonis dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, terkena kista. Ia pun disarankan untuk menjalani operasi. Namun ia minta diberi obat dulu. Malang, obat itu justru membuat tubuhnya melepuh. Diagnosis dokter menyatakan, Nora terkena sindrom Stevens Johnson atawa keracunan obat stadium 10.

Kini, meskipun Nora sudah punya dana untuk biaya operasi, dokter angkat tangan, karena kondisi fisiknya yang makin buruk akibat Stevens Johnson. Apalagi, ia terserang pengeroposan tulang. Akibatnya, ia hanya bisa menghabiskan waktu di tempat tidur. Kalau duduk pun, paling lama hanya kuat bertahan tiga tiga menit.

Selasa pekan lalu, ketika ditemui di rumahnya di bilangan Kayu Mas, Pulogadung, Jakarta Timur, Nora masih saja terbaring di tempat tidur. Meski pengobatan Benny Hinn belum memberikan kesembuhan total, ia merasakan ada perubahan. Tulang belakang yang bengkok terasa lurus seketika. "Energi juga tambah kuat," katanya."Barangkali Tuhan belum mau sembuhkan secara total," ia menambahkan.

Tetapi Nora tetap yakin bahwa Tuhan masih terus bekerja menyembuhkannya. "Ia bisa saja melakukan semudah membalikkan telapak tangan, namun kerja Tuhan itu perlu waktu dan proses," katanya yakin. Ia juga tak merasa rugi menyewa mobil ambulans Rp 1 juta untuk mengikuti KKR.

Apa yang dialami Nora sangatlah personal. Jika nanti ternyata ia bisa sembuh total, tentu perlu pengujian klinis dari dokter sebagai bukti. Namun banyak juga orang yang tak seberuntung Nora. Usai mengikuti KKR, tetap saja tak ada perubahan atas penyakitnya. Tapi mereka mengaku menjadi makin siap dan tabah atas penderitaannya.

Angelique Widjaja: Yang membuat saya menang ini pertama-tama ya Tuhan Yesus


Sumber: Republika
"Angie menang, Angie juara Wimbledon.'' Sorak tanda kegembiraan itu bergema di rumah yang terletak di jalan Dago 90 Bandung. Minggu malam (8/7) juli itu keluarga Rico Widjaja (60) dan Hanita Erwin (49) memang berkumpul mengikuti pertandingan si bungsu Angelique Widjaja (17) di lapangan tenis Wimbledon.

Rico bersama kelima anak laki-laki mereka yang bersorak tatkala bungsunya mengakhiri pergerakan skor pertandingan final junior tunggal putri Wimbledon 2001 lewat internet. Bisa jadi juga menjadi sorak dan kebanggaan orang Indonesia untuk kembali menemukan kepercayaan diri di tengah keterpurukan.

Mengalahkan petenis Rusia, Dinara Safina, 6-4, 0-6 dan 7-5, gadis kelahiran Bandung pada 12 Desember 1984 itu menjadi petenis Asia pertama yang meraih gelar tunggal putri junior di arena grand slam tertua di dunia ini. ''Saya bangga sekali, surprised rasanya. Target saya sebenarnya cuma sampai seperempat final, enggak nyangka,'' tutur Angie yang sekarang menduduki peringkat tiga dunia junior ini.

Dengan prestasi terbarunya ini, Angie dianggap mampu untuk bergabung membela tim Piala Federasi menghadapi tim kuat Austria --yang menjadi tuan rumah--, di babak kualifikasi dunia, pada 21-22 Juli 2001 dan Sea Games XXI/2201 di Kuala Lumpur, September 2001 nanti. ''Saya bangga bisa ikut membela negara,'' katanya.

Meski mengukir prestasi di panggung tenis dunia, Angie yang usianya belum genap 17 tahun ini tak mengubah celotehan dan gaya renyah khas ABG. ''Nggak ada yang berubah pada diri saya, sama saja,'' tukas gadis yang mengaku masih lengket dengan Maminya itu.

Kepada wartawan Republika Nur Haryanto, Ratu Ratna Damayani dan fotografer Darmawan, Angie memaparkan pengalamannya menjadi juara di pertandingan tenis paling bergensi, obsesi karir tenisnya dan orang-orang yang berperan dalam perjalanan prestasinya. Berikut petikannya:

Tanya: Jika dibandingkan Susi Susanti ketika kali pertama merebut medali emas olimpiade, penyambutan untuk Anda biasa-biasa saja. Anda merasa dianaktirikan?

Jawab: Sebenarnya saya kemarin tahu juga kalau mau disambut. Tapi saya tidak tahu penyambutan bagaimana. Bagi saya,(penyambutan-red) sudah cukup meriah. Kemarin juga sudah membuat saya bangga. Saya tidak merasa dibedakan, Rasanya udah gila banget (sambutan wartawan-red), sampai pusing.

Sampai saat ini, belum ada kabar pemerintah akan memberikan bonus untuk Anda. Padahal, bagi atlet-atlet yang berprestasi tingkat dunia biasanya pemerintah langsung mengumumkan bonus.

Bagaimana perasaan Anda?

Enggak apa-apa. Enggak ada pengaruhnya buat saya. Bantuan yang saya harapkan tak hanya dana doang, tapi juga dukungan dan doa. Itu lebih penting buat saya.

Selain kedua orangtua siapa figur paling berpengaruh, atau berjasa, terhadap peningkatan karier Anda?

Pelatih dan kakak-kakak saya serta teman-teman. Meiske Wiguna yang sejak kecil telah mengenalkan tenis dan juga Deddy Tedjamukti sebagai pelatih saya.

Lebih spesifiknya, sekali lagi di luar kedua orangtua Anda, siapa figur yang memberi saran, nasehat, atau pertimbangan, sebelum Anda memutuskan terjun ke pro?

Selain Papi dan Mama saya tentunya pelatih saya Deddy dan Meiske. Kan mereka yang lebih tahu tentang tenis.Ketika memutuskan terjun ke pro, Anda tentu sudah tahu semua konsekuensinya. Anda harus meninggalkan sekolah, dan lingkungan pergaulan selama ini.

Anda merasa sudah siap meninggalkan semua itu?

Saya siap aja dan saya sudah tahu itu. Itu memang sudah menjadi konsekuensinya. Saya siap dan ingin membanggakan kedua orang tua saya terutama setelah Papi sakit (jantung-red). Waktu ikut Wimbledon ini kan saya meninggalkan ujian. Ini juga masih diurus di sekolah untuk bisa ikut ujian lagi.

Saya harus siap untuk konsentrasi masuk dunia tenis pro selama dua atau tiga tahun ini. Kalau gagal mungkin saya akan sekolah. Tapi, untuk saat ini saya akan coba dulu ke tenis.

Bagaimana kemampuan bahasa Inggris Anda? Bukankah mulai kini Anda harus bergaul dengan banyak petenis dari berbagai bangsa, dan menghadapi wartawan asing?

Memang saya akui bahasa asing saya belum jago, tetapi dengan pengalaman terus-menerus mengikuti turnamen di luar negeri, saat ini sudah lumayan berani. Setelah pertandingan final di Wimbledon kan ada banyak wartawan yang mewawancarai saya secara bergantian, kalau saya nggak ngerti ya saya suruh pelan-pelan ngomongnya.

Olahragawan pro kita dinilai banyak pihak tidak memiliki kemampuan 'mengentertain' diri. Padahal sebagai public figur kemampuan itu amat diperlukan.

Anda sudah belajar mengenai hal ini?

Saya siap menjadi orang terkenal setelah menjuarai Wimbleldon. Ya, saya siap saja, saya akan berusaha melakukan yang terbaik. Saya sudah harus mulai menghadapi orang, mulai belajar. Orangtua saya sudah memperingatkan enggak boleh sombong dan tetap sopan dengan siapapun.

Berapa hadiah yang telah Anda kumpulkan?

Mami yang tahu. Saya enggak pernah hitung. Tabungan saya juga enggak dari tenis saja.

Menurut Anda, apa arti gelar juara tunggal putri junior Wimbledon ini? Apakah ini akan berdampak banyak bagi perkembangan tenis di Indonesia?

Saya kira kemenangan saya di junior Wimbledon ini sebagai awal karir saya. Ini kian meyakinkan perjalanan saya untuk selanjutnya masuk dunia tenis yang akan saya tekuni. Ya, supaya pemain-pemain junior lainnya juga percaya bisa menjuarai turnamen besar ini. Dan tidak hanya didominasi oleh petenis-petenis dari negara lain saja.Di WTA, peringkat Anda masih tergolong rendah.

Anda punya target tertentu untuk memperbaiki peringkat? Atau Anda mungkin punya obsesi menyamai atau melampaui prestasi Yayuk Basuki, atau petenis Asia lainnya?

Saya punya target kedepan untuk masuk top ten senior. Saya ingin mencoba dalam tiga tahun ini untuk masuk top seratus dunia. Kalau bisa saya ingin nembus 20 besar dunia di senior. Itu saya jangkau kalau bisa pada umur 20-21 tahun lah. Saya akan terus berusaha saja dan terus ikut banyak turnamen WTA. Untuk masa depan, saya akan banyak main di senior. Tapi, saya enggak menyetop main di yunior begitu saja. Sementara saya masih bermain di junior, saya akan mulai tahun depan untuk main di grand slam US Open. Dan selanjutnya akan lebih banyak di senior.

Orangtua Anda banyak membiayai sendiri berbagai tur pertandingan yang Anda ikuti. Lantas bagaimana biaya rencana tur-tur yang akan Anda ikuti setelah ini?

Sampai Papi dan Mami masih mampu membiayai saya. Tapi, kalau di senior kan ada hadiah uangnya, sehingga mungkin bisa tertutupi. Selama ini kalau bertanding saya diberi uang sekitar 1500 dolar AS kalau bertanding di Asia dan 2000 dolar AS kalau ke Eropa. Tapi, nggak tentu juga. Kurang lebih seratus dolar AS dalam satu minggu. Dan selama ini saya kira cukup.

Sebenarnya nggak banyak juga, karena kalau junior itu semua sudah ditanggung, seperti hotel dan makan. Paling uang itu saya gunakan untuk belanja ke supermarket atau pasang senar. Biaya paling banyak untuk pasangan raket kalau senarnya putus. Karena satu raket saja kalau pasang senar bisa menghabiskan 200 ribu rupiah per biji. Kalau di grand slam kan mahal biaya pasang senarnya. Saya pernah pasang senar sepuluh raket bisa mencapai satu juta rupiah.

Kembali ke turnamen Wimbledon. Sampai melaju ke babak final, Anda sama sekali tidak menyita perhatian wartawan. Buktinya, tidak ada foto pertandingan di situs resmi Wimbledon?

Mungkin ada, karena mungkin hanya ada empat petenis dari Asia termasuk saya waktu itu. Dan saya juga tidak pernah diunggulkan saat bertanding (meski dalam drawing unggulan kedelapan). Waktu melawan Dinara Safina, semua penonton kebanyakan mendukung dia, karena dia juga adik petenis terkenal Marat Safin.

Apakah Anda merasa ada diperlakukan berbeda?

Saya kira biasa-biasa saja. Memang pemain-pemain Eropa sukanya ngumpul sesama mereka saja. Dan kita dari Asia kan hanya empat orang saja. Wartawan di sana juga baru mulai tertarik mewawancarai setelah memasuki semifinal dan final. Tapi, saya kira itu wajar saja. Saya tidak merasakan dibedakan.

Apa yang Anda lakukan semalam sebelum turun menghadapi Dinara Safina? Anda menghabiskan waktu dengan berdoa, atau berusaha relax?

Sebelum pertandingan biasanya saya mendengarkan lagu-lagu rohani untuk menghilangkan perasaan. Terutama kalau mau bertanding di babak final. Saya menenangkan diri supaya tetap dapat bermain seperti waktu di babak pertama atau kedua. Dan saya berusaha melupakan kalau pertandingan saya telah sampai babak final, supaya tidak tegang.

Anda kehilangan set kedua tanpa meraih satu game pun. Bagaimana itu bisa terjadi?

Pertanyaan ini juga diajukan oleh semua wartawan asing, usai pertandingan. Saya jawab bahwa saya kehilangan konsentrasi di set kedua, dan saat itu saya bermain tidak menyerang tetapi justru bertahan. Sedangkan, Safina justru yang menyerang saya. Karena ketinggalan cukup jauh ya akhirnya saya lepas saja.

Kedua orangtua Anda tentu terus menghubungi Anda untuk memberi dukungan. Selain keduanya, apakah ada orang lain yang begitu istimewa yang juga memotivasi Anda?

Komunikasi jalan terus dengan orangtua. Pokoknya SMS (short message service) setiap saat kalau di luar negeri.

Menurut Ibu Anda, di hari-hari pertama Anda mengeluh karena laju bola cepat dan sulit dikendalikan di lapangan rumput Wimbledon?

Tapi, semakin lama semakin enak. Karena kalau pertandingan, di hari-hari pertama rumputnya masih tebal jadi bola tidak bisa mantul tinggi. Kalau semakin lama-seperti saat pertandingan-pertandingan akhir sampai di final-kan rumputnya sudah mulai gundul, Nah bola bisa mantul tinggi. kita jadi lebih enak mukulnya.

Kesan mendalam lain saat di Wimbledon?

Saat pesta kemenangan pada malam harinya. Saya ikut pesta dengan juara-juara lainnya, salah satunya Venus William. Saya sempat berfoto bersama dan dia baik sekali, Menanyakan umur saya berapa dan meminjamkan pialanya untuk foto. Katanya supaya saya ketularan juara.

Kabarnya Anda juga dapat tawaran dari sekolah-sekolah di Amerika?

Ya, saya mendapat tawaran dari UCLA (University of California, Los Angeles) dan Iowa University untuk sekolah di sana dengan gratis dan bergabung dengan tim tenis sekolah mereka untuk memperkuat tim saat bertanding. Tapi kalau saya penuhi permintaan itu saya tidak bisa terjun di tenis pro. Pilihan saya masih tetap ke tenis pro, mungkin kalau saya tidak berhasil saya akan pertimbangkan lagi permintaan mereka. Selain itu, juga ada tawaran dari agen-agen iklan asing. Tetapi, itu juga masih saya pertimbangkan dan saya serahkan kepada Papi dan Mama.

Pihak sponsor hanya memberikan fasilitas peralatan, atau ikut juga mendanai perjalanan Anda ke berbagai kejuaraan?

Kalau sponsor ya memberikan semua atribut yang saya gunakan, uang juga ada tapi saya tabung. Sponsor cukup membantu, paling tidak sepatu, raket atau pakaian. Sehingga sudah tidak saya pikirkan lagi. Kalau biaya perjalanan Papi saya yang memberikan uangnya.

Venus Williams dikontrak senilai 4 juta dolar AS oleh sebuah sponsor olahraga, bagaimana dengan Anda?

Venus kan sudah menjadi petenis besar dunia, kalau saya kan baru di junior. Saya maklum kalau mungkin kontrak sponsor saya tidak sebesar Venus. Tapi, kalau nilai kontrak sponsor saya tidak tahu, yang ngatur semuanya Papi. Saya tidak ngerti tentang itu.

Karena prestasi, Presiden berkenan mengundang Anda untuk bertemu. Bagaimana perasaanmu?

Bangga sekali, nggak nyangka saya bisa bertemu presiden. Katanya mau ngasih kemudahan untuk tiket pesawat apabila akan tur ke luar negeri. Katanya nanti akan diusahain, ya mungkin perlu tanda tangan Gus Dur, biar mendapat keringanan dari Garuda.

Setelah menang di Wimbledon Anda dimasukkan dalam tim Federasi Cup. Bagaimana perasaanmu.?

Saya bangga karena bertanding di Fed Cup kan membela negara. Dengan prestasi saya saat ini saya merasa bertambah percaya diri.''Feeling bolanya bagus banget,'' demikian Hanita Erwin mengulang komentar pelatih Angie saat mojang itu masih berusia 4,5 tahun. Ibu dari enam anak ini mengaku tak pernah mengarahkan Angie kecil untuk menjadi petenis kelak. ''Dari kecil kayaknya dia sudah suka tenis,'' katanya.

Memang, sejak usia 1,5 tahun Angie sudah biasa diajak ke lapangan tenis menonton ayah dan kakak-kakaknya berlatih. Awalnya, menurut Hanita, Angie dimasukkan ke klub tenis karena sering mengganggu kakak-kakaknya yang sudah lebih dulu masuk klub berlatih tenis. ''Saya masukkan ke kelas paling kecil ya cuma main-main bola saja, asal enggak nggangguin kakak-kakaknya lagi,'' kenangnya.Angie mulai bergabung dengan Klub FIKS Bandung sejak berusia 4,5 tahun dan diasuh pelatih Meiske Handayani Wiguna. Pelatih tenis Deddy Tedjamukti juga menjadi pelatih Angie, yang membinanya dua kali seminggu. Baru setelah berusia tujuh tahun siswa SMA Taruna Bhakti, Bandung, ini mulai ikut turnamen dan selalu menang.

Deretan kemenangan ini yang membuatnya serius menekuni tenis. ''Setelah menang di Wimbledon ini, dia ingin menjadi petenis pro. Saya berharap dia sukses,'' tutur Hanita. Namun, jika gagal ia akan menyekolahkan bungsunya itu ke luar negeri. ''Ya ambil sekolah manajemen atau apa. Tapi, kayaknya manajemen soalnya dia itu pengennya ngatur,'' ungkap Hanita.

Cita-cita Angie menjadi petenis pro mendapat dukungan penuh orangtuanya. ''Selama saya masih mampu membiayai, saya akan tetap mendanai Angie untuk terjun ke tenis pro,'' kata Rico Widjaja, ayahnya. Setelah kemenangan ini, ungkap pengusaha hotel dan tekstil ini, ia menerima email berisi banyak tawaran bagi Angie dari agen sponsor dan sekolah-sekolah di luar negeri.

''Masih kami pertimbangkan. Tapi, sampai saat ini saya masih mampu,'' tuturnya. Rico berharap satu hingga dua tahun ini Angie bisa sukses di gala senior. ''Kalau berhasil silahkan terus, kalau gagal akan saya sekolahkan lagi, sekolah itu tetap penting. Dalam satu hingga dua tahun ini umur Angie juga belum terlalu lewat untuk kembali ke bangku sekolah,'' papar Rico.

Mantan sprinter nasional Purnomo mengatakan Angie masih berada di tengah perjalanan, belum sampai tujuan. ''Seperti berenang dia masih di tengah-tengah, tanggung. Jangan dipuji saja, kita juga harus mendidiknya untuk terus berprestasi. Jangan sampai ia bernasib seperti saya, kebanyakan dipuji,'' papar Purnomo yang kini menekuni profesi sebagai manajer humas produk sepatu olahraga ini. Ia mengatakan sebagai atlet perorangan, Angie tak ringan menghadapi segala tantangan dari sekelilingnya.

Angie sendiri tak memungkiri hidupnya mulai berubah begitu ia menjadi pemenang dunia. ''Saya sudah mulai dianggap public figure. Saya jadi harus lebih hati-hati karena jadi teladan,'' tutur petenis berpostur tinggi 173 cm dan berat 60 kg ini.

''Saya juga sudah mulai sering disamperin wartawan.'' Kendati demikian, gadis yang juga suka berenang ini mengaku tak ada yang berubah pada dirinya. ''Sama saja kok. Yang membuat saya menang ini pertama-tama ya Tuhan,'' sambungnya. ''Setelah itu baru kerja keras, berdisiplin, tanggung jawab dan banyak mengikuti pertandingan.''Angie beranggapan kemenangannya ini baru menjadi awal karirnya sebagai petenis pro. ''Tantangannya berat banget. Banyaknya saingan di dunia itu enggak gampang,'' tandasnya.Kedekatan dan mungkin juga terlahir sebagai anak bungsu, membuat Angie senantiasa berada 'ditengah-tengah' keluarganya.

Hal ini terlihat selama ia menghadiri undangan pemberian penghargaan atau wawancara dengan para wartawan. Maka tak heran, pada sebuah acara jumpa pers dengan perusahaan produk sepatu olahraga, ia hadir bersama seluruh keluarga besarnya; oma, mami, papi, lima orang kakaknya dan sepupunya.

''Saya paling dekat dengan Mami,'' ujarnya polos. Hanita pun mengatakan dengan seringnya bertanding keluar negeri sendirian mudah-mudahan melatih Angie untuk lebih mandiri. ''Biasanya kemana-mana saya selalu mengantarnya. Bahkan, tidur pun sama saya,'' tutur HanitaAngie pun menceritakan pengalamannya yang terpaksa buru-buru pulang ke Tanah Air saat mengikuti tur ke luar negeri karena takut. ''Saat itu aku masih umur 11 tahun, ikut sirkuit yang dibiayai ITF juga, seperti kemarin. Waktu di Belanda kan ikut tinggal di sebuah keluarga dan rumahnya dekat kuburan. Disana ada burung-burung malam gitu, aku takut sekali cuma satu minggu aku bertahan terus pulang,'' tuturnya.Angie juga mengungkapkan, sebenarnya sewaktu menandatangani persetujuan mengikuti sirkuit Wimbledon dua bulan lalu, ia tidak mau. ''Tapi, karena dorongan keluarga dan pelatih, sayang kesempatan ini dilewatkan.

Padahal peraturan ITF tidak boleh diikuti oleh orang tua maupun pelatih. Pertama-tama susah tetapi akhirnya bisa juga,'' kata Anggie.Mengidolakan Martina Hingis dan Lindsay Davenport, Angie merasa tak terbebani atau takut terjadi anti klimaks dengan prestasinya. ''Justru memacu saya supaya enggak di junior saja,'' katanya. Ia bisa mengambil pola-pola bermain kedua jago tenis dunia itu untuk permainan dirinya. ''Hingis itu pintar kalau bermain, tidak terlihat capek, tidak seperti Venus kalau bertanding sepertinya mengeluarkan banyak tenaga. Sedangkan, Davenport itu kata orang-orang mirip saya. Dari cara bermain, pukulan-pukulannya sampai cara berjalannya,'' papar Anggie sambil tersenyum sekaligus menampakan lesung pipitnya.

Rudy Hartono: Kita wajib bersyukur mendapat kehormatan itu, DIPANGGIL Tuhan Yesus


Sumber: http://www.anggurbaru.org/
Rudy Hartono, mantan juara All England 8 kali, memang telah dipilih UNDP (United Nations Development Programmes) sebagai Goodwill Ambassador untuk Indonesia. Tugasnya adalah ikut membantu memberantas kemiskinan, yaitu dengan memberikan pelatihan bulutangkis kepada anak-anak dari keluarga miskin.

Di samping teknik bermain bulutangkis, yang lebih penting Rudy akan mengajarkan prinsip kerja keras, disiplin dan sportivitas agar anak-anak itu bermental juara. Lebih dari itu yang menarik dari kehidupan Rudy Hartono ialah bahwa sekarang ini ia giat melayani di ladang Tuhan.

Ia sudah mendapat jabatan sebagai Pdp (Pendeta Pembantu). Ia tidak saja bersaksi bagaimana proses pertobatannya dan bagaimana pertolongan Tuhan ketika ia ditunjuk menjadi Team Manager Piala Thomas beberapa tahun yang lalu, tetapi juga mengupas firman Tuhan. Ia menyadari bahwa waktu kedatangan Tuhan semakin dekat, sehingga sisa umurnya hendak dipersembahkan untuk mempermuliakan nama Tuhan.

Salah satu Firman Tuhan yang pernah disampaikan mengenai beberapa mahkota yang akan Tuhan anugerahkan kepada setiap orang percaya yang taat dan setia. Rudy yang akrab dengan pertandingan bulutangkis selama hidupnya mengajak kita untuk melakukan pertandingan iman sampai ke garis finish, seperti pengakuan Rasul Paulus dalam II Timotius 4:7-8, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya."

Rudy menyadari sekali betapa baiknya Tuhan itu yang telah memanggil semua orang percaya. Ia bersyukur atas panggilan Tuhan untuk melayaniNya. Ia ingat betul ketika ia pertama kali dipanggil untuk berlatih bulutangkis di Pelatnas ia senang sekali. Pada waktu itu ia yakin akan mendapat pendidikan bulutangkis yang terbaik yang akan mengantarnya menjadi juara.

Tidak setiap orang dipanggil. "Kita wajib bersyukur mendapat kehormatan itu, DIPANGGIL" kata Rudy. Setiap orang percaya dipanggil: dipanggil untuk memberitakan dan membagikan kasih Allah dalam Kristus Yesus. Bukan hanya itu saja. Tuhan Allah juga telah memilih kita. Bayangkan, kita adalah bangsa yang terpilih, imamat rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.

Rudy juga mengajak kita untuk tidak berhenti sampai di situ saja. Ia mengutip Wahyu 17:14b, "Mereka yang bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang TERPANGGIL, yang telah DIPILIH dan yang SETIA." Allah sekarang ini mencari anak-anak Tuhan yang setia: setia dalam perkara-perkara kecil, setia dalam iman, setia dalam pengharapan, setia dalam mengasihi Allah dan sesama, setia dalam pelayanan, setia dalam kekudusan, setia dalam ketaatan dll.

Sekarang ini kita akan sulit mencari Rudy Hartono pada hari Minggu di rumah. Setiap pagi dan sore pada hari perhentian itu Rudy ditugaskan untuk memimpin kebaktian di lingkungan gereja Tuhan. Itulah Rudy yang sekarang, yang rindu untuk menyenangkan hati Tuhan dan rindu untuk mempersembahkan banyak jiwa bagi kemuliaan nama Tuhan.

Lydia Kandau: Saya ingin menceritakan kepada semua orang, bahwa Tuhan Yesus itu sungguh baik adanya


Sumber: http://aicincheon.tripod.com/id24.html
Kehidupan artis atau selebritis tak pernah lepas dari gosip. Demikian ungkapan yang sudah mengakar di khalayak umum. Hal ini bisa dimaklumi, karena bagaimana pun artis adalah public figure. Demikian halnya yang dialami oleh artis cantik Lydia Kandau. Kesibukannya dalam pelayanan telah membuatnya seperti tenggelam dari keartisannya.

Walau demikian, label artis yang telah disandangnya masih melekat. Saat ini ia kerap diminta bersaksi di berbagai denominasi gereja. Bahkan baru-baru ini ia mengikuti suatu perjalanan ziarah ke Yerusalem. Istilah cinta buta mungkin dialami oleh wanita berdarah Manado ini. Kisah cintanya dengan pria yang tidak seiman berakhir di pelaminan, sekalipun sempat ditentang oleh pihak keluarga.

Tapi ia nekad, atas dasar cinta ia menikah dengan Jamal Mirdad, seorang penyanyi. Hari-hari yang dilaluinya setelah pernikahan terasa begitu indah. Sebagai umat Kristus, seharusnya ia pergi ke gereja di hari Minggu. Tapi Lydia tidak. Bersama suami tercinta, ia kerap mengisi hari-hari Ahadnya dengan jalan-jalan, nonton, atau shopping dan sebagainya. "Makin lama rasanya kok makin jauh dari Tuhan," ungkapnya.

Namun, pikiran seperti itu tidak cukup membuatnya berbalik pada Tuhan. Ia seolah menikmati semua itu. Anaknya Sakit Aneh Sampai saat anak keduanya mengalami sakit 'aneh'. "Syaraf kiri anak saya abnormal," tuturnya. Ia langsung membawanya ke rumah sakit dengan keyakinan setelah ditangani dokter pasti anaknya sembuh. yang terjadi justru sebaliknya. Makin lama kondisi anaknya semakin parah. "Seperti obat-obat yang diberi dokter tidak mempan terhadap penyakitnya. Anak saya seperti mau mati. Matanya tidak mau terbuka," kisahnya.

Akhirnya diputuskan untuk membawa anaknya pulang ke rumah. "Saya menangis dan menangis sambil membaringkan anak saya di tempat tidur. Saya merenung dan larut dalam kebisuan.

Seketika saya teringat akan dosa-dosa saya dulu. Saya tidak setia kepada Tuhan. Padahal Tuhan sudah begitu baik ada saya," akunya. Seketika itu juga, ia berdoa sambil bercucuran air mata. Minta ampun atas segala dosa dan ketidaksetiaannya.

Ia betul-betul merasa telah mendukakan hati Tuhan. "Luar biasa ternyata," ungkapnya. Sesaat ia katakan amin, hati dan batinnya terasa lega sekali. "Plong rasanya. Saya yakin darah Yesus telah menghapus dosa-dosa saya," tuturnya sumringah.

Lalu ia melihat anaknya yang masih terbaring dalam keadaan yang memprihatinkan. Air matanya jatuh lagi. Ia duduk di sisi tempat tidur sambil mengelus-elus kepala anaknya. Batinnya berkata, "Tuhan, aku tahu Engkau telah menghapuskan dosaku. Saat ini juga ya Bapa, jikalau Engkau mengasihi aku, tolong sembuhkan anakku. Aku percaya sepenuh jiwa, Engkau sanggup melakukan semua itu. Sebab segala perkara dapat kutanggung di dalam Engkau."

Usai berdoa, ia memuji-muji Tuhan dengan kidung pujian yang tiada putus-putusnya. "Saya berjanji bahwa saya tidak akan pernah berhenti memuji Tuhan sampai Tuhan sembuhkan anak saya," paparnya. Ternyata ajaib, satu jam berselang, mata anaknya perlahan mulai terbuka. "Perlahan, tapi pasti mata anak saya terbuka. Lalu ia bangun dari tempat tidur. Ajaibnya, di wajahnya tidak ada gambaran kesakitan. Padahal ia baru saja mengalami suatu penyakit yang luar biasa berat untuk anak seusianya. yang terlukis di wajahnya adalah sukacita.

Sungguh ini suatu mujizat. Saya langsung memeluk anak saya sambil berkata: "Terima kasih Tuhan," urainya. Sejenak diajaknya anaknya berdoa bersama. Mengucap syukur atas kesembuhan yang hanya datang dari Allah. "Tuhan sudah mendengar doa saya," ujarnya saat itu.

Setia Melayani
Sejak kejadian itu, ia berjanji akan setia melayani Tuhan. "Saya ingin menceritakan kepada semua orang, bahwa Tuhan itu sungguh baik adanya," tukasnya. Ternyata badai itu belum berlalu. Sang suami belum merestui kemauannya untuk kembali ke gereja. Apalagi harus membawa anak-anaknya. "Terpaksa dulu saya berbohong. Membawa anak-anak dengan alasan nonton, renang, jalan-jalan, dan macam-macam. Padahal sebelum atau sesudah kegiatan itu kami ke gereja. Habis kalau tidak begitu, mana bisa saya ke gereja," kilahnya.

Kami, lanjutnya, harus main petak umpet. Alkitab dulu biasanya disimpan. Bacanya juga menunggu Jamal pergi. "Terus terang saya tersiksa dengan keadaan seperti itu," akunya. Tapi ia sudah punya komitmen, bahwa ia tidak akan menjual Tuhan Yesus karena apa pun juga. Lama-kelamaan Jamal mulai berubah. Ia semakin menghargai saya. Ia pernah mengatakan tidak melarang saya atau anak-anak ke gereja. "Sukacita sekali saat saya mendengar itu," cetusnya.

Lydia memang punya komitmen bahwa anak-anak harus ikut ibunya. Walaupun dua anaknya bersekolah di Al-Azhar, tapi setiap Minggu, mereka pasti ke gereja. "Ketika saya mulai pelayanan pun, Jamal tidak melarang. Ia cuma katakan sebaiknya pelayanan di dalam kota saja. Tidak usah sampai ke luar kota," jelasnya.

Isu Dis-Harmoni
Isu yang sempat menerpa pemeran "Merry" dalam sinetron "Gara-Gara" bersama Jimmy dan Sion Gideon ini adalah disharmoni keluarga. Bahkan dikabarkan kehidupan rumah tangganya retak. Ketika dikonfirmasikan dengan tegas Lydia mengatakan tidak benar demikian. "Jamal itu punya kasih. Bahkan mungkin lebih baik dari orang Kristen sendiri. Ia takut akan Tuhan. Pada dasarnya, ia ingin dihargai, oleh sebab itu ia pun tahu harus menghargai orang lain yang berbeda dengan dia," ungkapnya.

Lalu apakah Jamal mendukung pelayanan Lydia yang nampaknya kian hari intensitasnya kian padat?

"Mendukung tidak, melarang juga tidak," ujarnya. Saat ditanya apakah pernah ribut-ribut soal agama di rumah, ia menjawab, "Tidak. Tidak pernah. Kami tidak mau mempersoalkan agama. Itu hak masing-masing. Lydia juga menambahkan kalau akhir-akhir ini Jamal sering tanya-tanya tentang firman Tuhan. Bahkan Jamal beberapa kali meminta Lydia membacakan Alkitab sebelum tidur. "Kalau saya marah, Jamal selalu mengingatkan, katanya "kasih," jelasnya. Apakah suatu hari Jamal akan masuk Kristen? "Tidak ada yang mustahil bagiTuhan," tutur Lydia menutup perbincangan.

Becky Tumewu: Buat saya, Tuhan Yesus itu nomor satu


Sumber: Bahana
Ruth Lidwina Rebecca Tumewu atau yang biasa disapa Becky ini mengaku memiliki waktu luang yang lebih banyak menikmati hari-harinya bersama suami dan kedua buah hatinya.

Becky berprinsip bahwa tiap anggota keluarga sadar atau tidak sadar memiliki peran yang besar dalam upaya saling membentuk pribadi. ia juga menyadari bahwa kedua anaknya—Tara Marie Dermawan dan Kayla Zefanya Dermawan—sangat mengharapkan kehadirannya di sisi mereka untuk mengikuti perkembangan diri mereka.

Ia ingin mengajarkan keutamaan-keutamaan hidup sebagai orang Kristen kepada anak-anaknya. Oleh karena itu dia berusaha sejak awal mengenalkan figur Yesus kepada anak-anaknya melalui kehidupan doa dan mengikuti misa di gereja secara teratur.

Ia mengaku tidak memiliki keinginan yang muluk-muluk dengan perkembangan anak-anaknya. Dia mendampingi mereka tanpa mengikutkan agenda pribadinya untuk kemudian muncul dalam diri anak-anaknya. “Saya membiarkan mereka tumbuh apa adanya tanpa rekayasa,” jelas MC yang disebut-sebut pernah menjadi MC terlaris ini.

Dalam menanamkan kejujuran misalnya, ia sedapat mungkin tidak menipu kedua anaknya. Becky lalu memberi contoh. Kalau Kayla berdiri di salah satu sudut rumah yang gelap, sekali-kali Becky tidak akan menyuruhnya meninggalkan tempat itu dengan alasan di tempat itu ada setan. “Saya hanya bilang, kamu jangan berdiri atau main di situ. Di situ gelap nanti kamu jatuh tersandung. Saya tidak menakut-nakuti, saya selalu ngomong apa adanya.”

Becky memberi contoh lain. Misalnya kalau anak-anaknya mencoba membuka jendela mobil ketika berada di perempatan jalan, Becky melarang. Secara rasional dia memberi penjelasan bahwa kalau jendela mobil dibuka akan ada penjahat yang mengambil atau merampas uang mereka.

Dari sini biasanya, lanjut mantan penyiar Radio Prambors ini, akan sangat banyak pertanyaan yang muncul dari mereka. Pertanyaan mereka sering bersifat menyelidik dan bagi orang dewasa merupakan pertanyaan yang remeh, namun memiliki dampak positif bagi anak. Dengan bertanya anak terlatih untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya sambil berpikir kreatif.

Becky rupanya sepaham dengan almarhum Romo Mangun bahwa anak yang pintar bukanlah anak yang pandai menjawab pertanyaan melainkan anak yang pandai membuat pertanyaan dengan baik. “Mungkin jawaban-jawaban kita hanya ditanggapinya dengan o..ya, o..ya, tapi mungkin nanti dia akan ingat, pasti ini yang dimaksud mamaku dulu,” ungkap alumnus Jurusan Ilmu Kependidikan, Universitas Atma Jaya, Jakarta ini dengan suaranya yang serak-serak.

Tentang berbagai predikat yang dilekatkan pada dirinya seperti “wanita paling heboh” atau “MC Terlaris” ia hanya mengatakan, Puji Tuhan. Namun ia melanjutkan bahwa lebih banyak orang lain yang jadual manggungnya jauh lebih padat atau lebih laris.

Becky tidak mau mudah tersanjung dengan predikat semacam itu. Dengan rendah hati, ia berujar bahwa dirinya bukanlah yang terlaris atau terheboh. Namun dia mengakui bahwa dia punya ciri khas sendiri. “Saya punya karakter sendiri. Saya punya kelas sendiri dan saya bersyukur saya punya posisi sendiri di hati masyarakat,” ucapnya penuh syukur

Tapi, bagaimana potensi besar itu dalam diri istri Irwan ini muncul? Seperti diakuinya, keberadaannya hari ini dimulai dari dunia tarik suara. Sewaktu masih di SMA dia bertemu dengan musisi James F. Sundah dan diperkenalkan dengan dunia tarik suara. Namun kemudian secara perlahan dia meninggalkan dunia ini lalu ikut main sinetron. Salah satu sinetron yang ia bintangi adalah Dunia Dara (RCTI).

Baginya bermain di sinetron sungguh merupakan pengalaman yang sangat baru. meskipun demikian ia jalani saja. Beberapa waktu terjun dalam dunia akting, kesempatan untuk menjadi penyiar radio datang. Dari sini ia semakin dikenal luas lalu secara perlahan namun pasti tawaran demi tawaran menjadi MC, presenter menghampirinya, termasuk kemudian ia menjadi pengasuh Selamat Datang Pagi pada 7 Juni 2000.

Nah, sampai pada pencapaiannya hari ini, termasuk kesabaran dan ketekunan dalam menapaki perjalanan karier dan hidupnya tidak pernah terlepas dari campur tangan Tuhan.

Bahkan saking tak terkatakan campur tangan Tuhan pada dirinya ia berkata, “Tuhan tidak hanya hadir dalam karier saya tapi juga dalam seluruh kehidupan saya. Buat saya, Tuhan itu adalah yang nomor satu.
Saya menempatkan Tuhan Yesus sebagai pelindung, pemimpin, dan pembimbing. Saya ingin selalu berjalan bersama Tuhan. Tuhan adalah helai-helai napas saya.”

Becky selalu memulai harinya dengan berdoa. Apa pun yang ia alami baik susah maupun senang selalu ia bawa dalam doa. Saking seringnya ia berdialog dengan Tuhan sampai-sampai ia merasa Tuhan tidak perlu diberi tempat khusus lagi dalam dirinya karena Dia telah mengisi seluruh hidupnya. “Tuhan mengisi seluruh hidup saya. Ibaratnya setiap helai napas saya selalu bersama-Nya.”

Karena alasan itu, ia susah menemukan dirinya dalam keadaan benar-benar terjepit atau kesusahan sehingga secara “istimewa” mengandalkan Tuhan. Bagi Becky, seluruh perjalanan hidupnya bersama Tuhan selalu istimewa.

Kedekatannya pada Tuhan membuat Becky selalu berpikir positif. Dengan cara pandang positif ini ia mengaku tidak pernah merasa putus asa jika menghadapi sebuah persoalan. Kalaupun sempat kecewa, tidak berkepanjangan.

Cornelia Agatha: Saya ingin jadi pelayan Yesus yang baik


Sumber: Kompas Online & idcrossmap

Pada Natal 2005, ke mana pun Cornelia Agatha (32) pergi, bayangan opa tercintanya, Benjamin Verbrugge, tak lepas dari pelupuk mata. Sang opa meninggal dalam tidur tanpa sakit berarti, 13 Desember lalu pada usia 88 tahun.

”Dia orang yang paling dekat sama aku, melebihi siapa pun. Tidur pun kami lebih sering sekamar,” katanya ketika ditemui di Jakarta, Jumat (23/12). Liburan Natal tahun itu, Lia sudah berencana berlibur dengan opa ke Belanda, negeri kelahiran almarhum. Keluarganya juga sudah menyiapkan perayaan Natal yang lebih meriah. Nyatanya, tak akan ada pesta Natal bagi Lia tahun itu.

Satu-satunya yang dirasakan Lia sebagai hadiah Natal adalah VCD rekaman khotbah dan wejangan opa dalam kebaktian di rumah pada Natal dua tahun lalu. ”Setiap Natal, VCD itu akan selalu diputar, supaya sosok dan spirit dia selalu hadir,” kata putri sulung dari tiga bersaudara ini.

Aktris yang awal tahun 2005 meluncurkan album rohani "Bersama-Mu ini" mengaku sempat ditegur pendeta karena ketidakrelaannya melepas kepergian sang opa. ”Tahun depan aku mau menikah dan opa janji ada bersamaku saat itu, tetapi dia sudah dipanggil sekarang,” katanya meyimpan sesal.

Begitu dekat dengan Opa Benjamin, yang juga menjalankan tugas melayani umat sebagai pendeta hingga akhir hayat, bukan berarti mereka tak pernah beradu pendapat. Kata Lia, ”Begitu baik dan sayangnya opa sama aku, sampai-sampai ketika kami marahan dan yang salah aku pun, pernah dia datang duluan dan minta maaf ke aku.”

Banyak waktu yang dilewatkan Lia bersama opa tercintanya, dari merawat kala sakit, mengucap sayang setiap menjelang tidur, hingga jalan-jalan ke mal. Di sepanjang waktu itu, wejangan yang selalu disampaikan opa adalah untuk menjadikan kehidupannya sebagai berkat bagi sesama.

Dulu Lia mengaku nyaris bosan dengan wejangan itu karena berulang kali terus disampaikan opa padanya. Tetapi, sekarang disadari Lia itulah semangat yang ia inginkan untuk melanjutkan hidup di masa mendatang tanpa opa. Ditambahkan Lia, ”Harapan Natal-ku tahun itu adalah dapat miracle (keajaiban—Red) dari Tuhan, bisa ketemu sama opa, entah dalam bentuk apa saja deh.”

Luncurkan Album Rohani
Artis sinetron juga pemain teater, Cornelia Agatha, bersama Obbie Mesakh yang dikenal sebagai pencipta lagu pop kondang era tahun 1980-an, untuk pertama kalinya meluncurkan album rohani produksi Maranatha Record.

Dalam acara syukuran album Cornelia dan Obbie di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat 12 Agustus 2005 lalu, Cornelia mengatakan, "Saya sudah lama memberi kesaksian atau memenuhi undangan di gereja sambil memuji Tuhan dalam bentuk nyanyian . Peluncuran album ini saya sadari bukan untuk meraih profesi penyanyi, namun sebagai bentuk pelayanan kepada Tuhan.

Semoga lagu-lagu rohani ini bisa menjadi berkat bagi semua orang. Talenta ini memang untuk Tuhan." Menurut Cornelia, profesi yang didalaminya adalah bidang seni peran seperti teater yang juga sering diwarnai tuntutan menyanyi, walau tidak bisa disamakan ketika tampil bernyanyi di album rohani. Di satu sisi, belum ada niat untuk terjun total bidang tarik suara. "Sekali lagi, tidak ada pertimbangan khusus album ini. Sesungguhnya lagu pujian saya persembahan untuk Tuhan. Saya ingin jadi pelayan Tuhan yang baik," ujar Cornelia.Cornelia dalam album perdana BersamaMu membawakan sejumlah tembang rohani yakni, Aku Cinta KepadaMu, BagiMu, Ajar Aku, Persembahanku, Kasih Sejati, Kerinduanku, Dia Memilih Disalib, Lebih Dari Dunia Ini dan Yesus Engkau Segalanya.

Sementara album rohani Obbie Mesakh, Kumau Setia berisi 10 lagu yakni, Kumau Setia, Pandanglah Aku Tuhan, Mutiaraku, Padamu Tuhan (Mengapa Harus Kualami), Sekaliku Berjalan, Penebus Dosa, Rubahlah Jalan Hidupku, Yesus Yang Kupercaya, I'm Following Him dan Shallom."Kerinduan membawakan lagu rohani sudah lama saya idamkan, mudah-mudahan lewat album perdana Kumau Setia ini bisa menjadi misi untuk mengobati orang-orang yang telah meninggalkan Tuhan," kata Obbie.Sementara Peter Rahardja mengatakan, Maranatha Record adalah spesialis produsen album lagu-lagu rohani, dengan tidak saja menampilkan musisi yang layak membawakan lagu juga sewaktu-waktu siap terjun sebagai pelayan Tuhan.

Chris John: Terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus


Sumber: http://www.detiksport.com/
Juara dunia WBA kelas Bulu 57,1 kg dari Indonesia, Chris John, berhasil mempertahankan gelarnya. Lawannya Juan Manuel Marquez dikalahkan dengan angka mutlak.Chris John benar-benar menepis keraguan yang sebelum pertandingan dirinya diperkirakan bakal kesulitan menghadapi Marquez.

Prediksi tersebut memang wajar, mengingat lawannya dari Meksiko itu adalah mantan juara WBA dan IBF.Tidak itu saja, Marquez juga unggul dari sisi pengalaman dengan catatan 44 menang 2 seri dan 1 kalah (33 KO), sementara Chris John 36-0-1 (20 KO). Selain itu, penampilan fisik Marquez juga terlihat lebih berisi.Namun di atas ring, di Golden Gate Arena, Tenggarong Kutai Kertanegara, Sabtu (4/3/2006), semua prediksi tersebut mentah. Chris John justru mampu menang angka mutlak atas lawannya.

Sadar pukulan lawan sangat berbahaya, Chris John dengan cerdik menerapkan strategi pertarungan jarak renggang. Ini membuat Marquez frustasi karena pukulan-pukulan kerasnya tidak efektif. Sebaliknya counter dari Chris John lebih sering mengenai sasaran.

Enam ronde pertama Marquez tetap kesulitan memasukkan pukulan, sementara Chris John tetap lincah mengatur jarak dan menghindar. Marquez bertambah frustasi karena pukulannya yang terlalu rendah, dua kali ditegur wasit dan akhirnya diganjar potongan satu poin di ronde ke 10.

Memasuki ronde 11, Marquez tidak punya pilihan selain harus menjatuhkan lawannya. Namun kembali pukulannya mengenai bagian bawah lawan, sehingga wasit untuk kedua kalinya memberikan hukuman potongan satu angka. Sampai di ronde terakhir, killing punch yang coba dilakukan Marquez tidak juga menemui sasaran.

Saat putusan hakim dibacakan, Chris John pun resmi dinyatakan menang angka mutlak yakni 116-110, 117-111 dan 116-112.Di jelaskan petinju dengan julukan The Dragon itu, kunci kemenangannya adalah disiplin menjaga jarak. "Saya mendengarkan instruksi untuk tetap menjaga jarak saya, karena kombinasinya sangat bagus sekali," ujar Chris John usai penyematan kembali sabuk juara.

"Saya akui pertandingan ini berat sekali. Reputasi dia memang terbukti di kelas bulu. Saya sangat berterima kasih atas dukungan seluruh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakant Tenggarong. Terima kasih juga kepada Tuhan Yesus Kristus terhadap kemurahan-Nya," simpulnya.Ini merupakan kedua kalinya Chris John mempertahankan gelar juara WBA di tempat yang sama, setelah Desember 2004 menang atas petinju Venezuella, Jose Rojas.

Rinto Harahap: Saya Heran, Tiba-tiba Saja Sembuh!


Sumber: Sinar Harapan, 31 Maret 2006
Di ruang tamu yang bertaburan dengan lukisan dan foto keluarga di Jalan Bango, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rinto Harahap mengangkat tangan tinggi-tinggi. Seperti seorang anak kecil yang baru mampu menggerakkan anggota tubuh, dia terus menatap dengan takjub. “Tangan saya sudah bisa bergerak. Saya bisa bicara. Saya menjawab dengan gampang. Dulu susah sekali, susah bicara, susah gerak,” ujarnya dalam perbicangan dengan SH, Selasa (28/3) siang.

Beberapa hari lalu pencipta lagu dan produser ini mengalami kesembuhan dari penyakit strokenya ketika menghadiri Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) bertema “Doa bagi Pemulihan Bangsa” selama tiga hari yang diadakan GBI Api Kemuliaan yang dihadiri oleh Rev. Benny Hinn – pendeta terkemuka Amerika Serikat – di Pantai Karnaval, Ancol, Jakarta (26-28/3).

Selama berbincang, selain tangan yang terus dia gerakkan, ucapan Rinto pun lancar mengalir dari bibirnya. Dia mengaku, proses kesembuhannya pun ajaib. Bahkan sebelum acara itu digelar. Ketika itu, dia bersama keluarga tengah berlibur di Bali. Amry yang berada di Makassar, Sulawesi Selatan segera memberitahukan ada acara doa yang diadakan di Jakarta dan menjemput abangnya. Mereka memang datang pada hari pertama kegiatan itu.

Mengikuti keinginan si adik, dengan pesawat Rinto dipapah sampai ke bandara. “Saya berangkat pukul 12.20 WITA dari Denpasar, tiba di Jakarta sekitar pukul 02.00 WIB,” ujar Rinto. Bahkan, saat menuju Ancol pun, dia heran perjalanan bisa dilintasi oleh dua iringan mobil keluarga Rinto Harahap dengan mudah. Di tengah keramaian – ratusan ribu orang hadir pada acara itu – dia mulai merasakan perubahan itu.

Sehingga ketika pendeta itu meminta para jemaat untuk pemberkatan dan penyembuhan, dia heran dirinya bisa maju ratusan meter ke depan. Ketika itu, ada beberapa artis lain seperti Melky Goeslaw yang datang di acara itu. Mereka dipanggil satu persatu oleh pendeta itu.

Baginya ini adalah keajaiban, karena sebelumnya, dia tak pernah bisa berjalan sejauh itu. “Tau-tau saya dipanggil ama dia, saya tidak memakai kursi roda, saya berjalan ke depan. Ilang sakit saya. Dalam hati, sungguh ada kesembuhan.Ya, yang saya alami inilah,” ujar suami Lily Kuslolita ini.

Dua Tahun
Tentang kedekatannya dengan Tuhan setelah ini, dia mengaku masih bingung dengan segala kejadian ini. “Itu pasti. Saya baru akan dapat menjawab beberapa saat lagi. Saya gak tau, saya sendiri masih terkesan dengan peristiwa ini,” paparnya.

Walau belum seratus persen, dia mengaku peristiwa itu telah membuatnya lapang dada. Dua tahun sudah, Rinto tak bisa beranjak dari rumah, kecuali dengan bantuan kursi roda. Bahkan untuk duduk pun, dia mengaku sulit. Artis yang karyanya begitu banyak dan kerap menjadi talent scot buat artis-artis sejak era tahun 1970-an itu, bahkan sempat tak bisa berkarya, kecuali hanya bisa berinspirasi, tapi sulit untuk berkarya.

Selama ini, tak hanya keluarga tapi kawan musisi dan seniman lain berharap pada kesembuhannya. Dia cuma bisa berinspirasi tapi tak lagi bisa menuangkannya selama beberapa waktu. “Sekarang mulai pulih. Mungkin sebentar lagi saya akan kembali menulis,” ujarnya.

Peristiwa stroke pada sebagian tubuhnya memang membuat dia gamang, kaki kanan dan tangannya sulit digerakkan. Padahal dia mengaku tak mengonsumsi hal-hal yang kurang baik, bisa jadi juga karena dirinya kurang bisa menjaga makanan.

Penyanyi yang pencipta yang dua tahun lalu bahkan sempat tampil dalam warna etnomusik yang dibawakannya di Bentara Budaya itu, mengaku ingin kembali berkarya. “Saya akan tulis lagu-lagu untuk kemanusiaan, kedamaian. Lagu perdamaian. Lagu rohani, tentu juga. Karena bila pun kita berkeinginan macam-macam, seberat apa pun, tetap tak bisa. Tapi kalau Dia berkenan, dalam hitungan detik pun semua ter-cover,” kata artis yang kerap menciptakan beberapa warna lagu selain genre popnya yang dominan itu.

Bagaimana pun, kepribadian kuat dalam diri suaminya sangat perlu. Selain sebagai suami, papa dan juga opung bagi keluarga mereka, Rinto sejak awal memang mendapat dukungan penuh dari keluarga.

“Mujizat bisa terjadi di mana saja. Semoga setelah ini, selain sebagai pemusik yang berkarya, dia adalah ayah, sekaligus opung yang baik bagi keluarga,” ujar sang istri yang sejak awal berusaha menguatkan suaminya itu.

“Jangan mudah menyerah. Jangan nyerah dan putus asa. Papa harus sembuh,” ujar putri bungsunya, yang sejak awal wawancara mendampingi papanya. Ada keriangan di balik tatap mata itu, pada keadaan sang papa, yang sejak awal wawancara bahkan telah mondar-mandir di sekeliling meja.

Keajaiban, pertolongan Tuhan, memang selalu membuat setiap manusia ciptaan-Nya takjub. Selamat atas kesembuhan Bang Rinto dan kembali berkarya. (Sihar Ramses Simatupang)